iseng-iseng
Minggu, 10 Juni 2012
Surat Untuk Anda (Para Perokok)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Saudaraku Tercinta:
Semoga kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah senantiasa terlimpahkan
kepada anda. Adapun setelah itu:
Saya berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa supaya surat ini sampai
ke tangan anda sedang anda dalam keadaan sehat dan ‘afiat. Barangkali
anda bertanya-tanya; siapakah saya? Ada apa gerangan saya menulis surat
ini untuk anda? Apa target di balik surat tersebut?.
Biarkan saya katakan kepada anda: Anda akan mendapatkan jawaban semua
ini diantara baris-baris tulisan ini.
Tenang dan bacalah kalimat-kalimat ini yang ditulis oleh seorang saudara
anda yang mencintai dan menyayangi anda….bagaimana pantas bagi anda
sedang anda adalah seorang putra Islam dan berasal dari sebuah keluarga
yang dikenal baik, sholeh dan menjaga kehormatan….Anggotanya adalah ahli
tauhid dan sholat….Bagaimana pantas bagi anda meninggalkan jalannya
bapak dan para leluhur?! Bahkan anda mendurhakai firman Allah subhaanahu
wa ta’aalaa kepada Rasul-Nya.
Kendati pada diri anda terdapat kebaikan –bagi Allah-lah pujian yang
banyak- hanya saja saya hendak bertanya kepada anda tentang api yang
anda bawa dalam saku anda dan antara jari-jari anda…kemudian anda
letakkan di mulut anda…Relakah anda api tersebut untuk putra atau putri
anda….jawaban anda akan mengatakan: “saya tidak rela untuk putra saya
lantas bagaimana untuk putra atau saudari saya?!
Lantas kenapa anda relakan diri anda melakukan dosa dan jatuh dalam
keharaman namun anda tidak rela hal itu untuk putra atau putri anda?!
Lantas bagaimana anggota keluarga anda dari putra dan putri anda akan
tumbuh sedang mereka melihat teladan dan pengajar meniupkan racun dalam
rumah mereka setiap saat?! Sesungguhnya mereka akan mengikuti teladan
dan berjalan di atas jalannya ayah?! Bagaimana anda akan perbuat
terhadap mereka esuk kelak.
Saudaraku Tercinta
Waktu untuk kembali sesaat lagi…tinggalkanlah bisikan-bisikan setan dan
dengarkanlah firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa dan sabda Rasul
sollallohu ‘alaihi wasallam serta penjelasan para ulama tentang
keharaman mengkonsumsi maupun menjual rokok. Saya akan melontarkan
kepada anda satu pertanyaan yang akan saya dapati jawabannya dari anda
seorang diri sekarang juga…..
Pada timbangan manakah rokok ini diletakkan? Pada timbangan kebaikankah,
ataukah pada timbangan keburukan?! Jawaban anda akan menyatakan: “pada
timbangan keburukan” karena ia bukan termasuk barang thayyib (baik) dan
karena tidak ada posisi ketiga antara kebaikan dan keburukan….Bukankah
demikian?! Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun sekalipun (amalan itu)
hanya seberat biji sawi dan cukup dengan Kami Dzat yang membikin
perhitungan ” (Al Anbiya’:47)
Perhatikanlah perkara ini….Dimanakah gerangan anda kelak pada hari
ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri
dan anak-anaknya? Dimanakah gerangan anda kelak pada hari dimana semua
wanita yang menyusui lalai dari anak yang disusuinya dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk?!
Pada hari sulit itu anda menunanti-nanti satu kebaikan! Namun anda
sekarang mengumpulkan keburukan dan dosa-dosa!
Bahkan pantaskah anda termasuk orang-orang yang berbau tak sedap?!
Cukuplah bahayanya bagi anda rokok tersebut telah dilarang di
tempat-tempat umum di negara-negara kafir ?! Ikutilah daftar yang amat
mengagetkan bagi orang-orang yang sakit kangker paru-paru, tenggorokan
dan penyakit-penyakit rokok yang lain?!
Saudaraku tercinta
Relakah anda dikatakan seorang fasik?! Atau seorang perokok?! Padahal
anda adalah fulan putra fulan. Demi Allah sekiranya setiap hisapan rokok
merupakan satu keburukan maka berapa banyak keburukan yang telah anda
kumpulkan semenjak anda mulai merokok? Bagaimana kelak anda menjumpai
Allah subhaanahu wa ta’aalaa dengan membawa keburukan-keburukan ini?
Waspadalah terhadap firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa “Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih” (An Nur:64)
Sesungguhnya saya memohonkan perlindungan kepada Allah untuk anda dari
termasuk orang yang tidak mau kembali kepada Allah dan Rasul-Nya,
berjalan di belakang petunjuknya, mengikuti setan-setannya dan
bermaksiat kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa dengan nikmat-nikmat-Nya
yang telah dilimpahkan kepadanya….berupa harta, kesehatan, dua tangan
dan bibir. Buanglah apa yang ada di tangan anda, mulailah lembaran baru
yang disucikan oleh iman, dihiasi oleh ketaqwaan dan meninggalkan apa
yang Allah larang untuk dikonsumsi maupun dijual?!
Janganlah anda pikul dosa anda pada hari kiamat beserta dosa orang-orang
yang anda jual kepada mereka berikut dosa anak-anak dan teman-teman
anda yang mengikuti jejak anda hingga hari kiamat….tanpa berkurang
sedikitpun dosa-dosa mereka. Rasulullah sollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa memulai kebiasaan buruk dalam Islam maka ia
mendapat dosanya dan dosa yang melakukannya sepeninggalnya tanpa
mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun” (HR Muslim)
Sepantasnyalah anda mendengarkan firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa dan
tidak mengulangi lagi. “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang
beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran
yang turun (kepada mereka)” (Al Hadid:16)
Saya berlindung kepada Allah jika anda mendengarkan ayat-ayat-Nya sedang
hati anda tidak khusu’, anggota badan anda tidak lunak dan hati anda
tidak mau tobat. Saya sodorkan kepada anda fatwa yang terhormat syaikh
Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin seputar mengkonsumsi rokok dan candu.
Beliau –semoga Allah merahmatinya- berkata:
“Merokok adalah diharamkan demikian pula candu. Dalil atas hal itu
adalah firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa ;
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri” (An Nisa: 29) dan
firman-Nya
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (Al
Baqarah:195).
Telah terbukti dalam ilmu kedokteran bahwa mengkonsumsi barang-barang
ini menimbulkan madharat. Dan jika menimbulkan madharat berarti haram.
Dalil lain firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa :
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan” (An Nisa’:5)
Allah melarang memberikan harta kita kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya karena mereka akan menghamburkan dan merusaknya. Tidak
diragukan lagi bahwa membelanjakan harta untuk membeli rokok atau candu
berarti menghambur-hamburkan dan merusak harta maka dilarang dengan
dalil ayat ini. Dalam sunnah disebutkan bahwa Rasulullah sollallohu
‘alaihi wasallam melarang menyia-nyiakan harta” sedang membelanjakan
harta pada barang-barang ini termasuk menyia-nyiakan harta. Dan karena
Nabi sollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak boleh berbahaya maupun membahayakan” sedang mengkonsumsi
barang-barang ini menimbulkan bahaya (madharat). Dan karena
barang-barang ini menjadikan orang bergantung kepadanya. Jika dia tidak
mendapatkannya, dadanya sesak dan dunia terasa sempit baginya sehingga
dia memasukkan ke dalam dirinya sesuatu yang sebenarnya tidak dia
butuhkan”
Demikianlah saya berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa kiranya
surat ini jatuh pada tempat yang baik di hati anda dan anda bertekad
untuk taubat dari segala dosa dan kesalahan.
Dan kiranya taubat anda dalam waktu dekat ini…Jadilah orang yang cerdik,
memiliki obsesi, inabah (kembali kepada Allah) dan bergembiralah dengan
kebaikan besar dan pahala yang banyak. Allah subhaanahu wa ta’aalaa
berfirman: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang taubat dan
mencintai orang-orang yang mensucikan diri” (Al Baqarah : 222)
Alangkah agungnya kedudukan jika Allah subhaanahu wa ta’aalaa tai anda
dan menjadikan anda termasuk hamba-hamba-Nya yang didekatkan.
Janganlah anda menjadi orang yang lemah keinginan, berkepribadian
goncang dari orang-orang yang setan mengerahkan pasukan berkuda dan
pasukannya yang berjalan kaki kepada mereka lalu meninggalkan jalan
surga sebagaimana sabda sollallohu ‘alaihi wasallam
“Setiap umatku masuk jannah melainkan yang enggan”. Mereka (para
sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah! Siapa yang enggan? Beliau
bersabda: “Barangsiapa menaatiku masuk jannah dan barangsiapa bermaksiat
kepadaku berarti ia telah enggan” (HR Bukhari)
Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga dan sahabatnya semua.
Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id
------------
Sumber : www.almanaj.or.id
SANG PENGUNJUNG TERAKHIR
Saudaraku, tahukah kamu siapa pengunjung terakhirmu? Tahukah kamu apa
tujuan ia berkunjung dan menemuimu? Apa saja yang dimintanya darimu?
Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut
nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar
hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk
memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri.!!
Pengunjung ini datang untuk misi penting dan terbatas serta dalam
masalah terbatas. Kamu dan keluargamu bahkan seluruh penduduk bumi ini
tidak akan mampu menolaknya dalam merealisasikan misinya tersebut!
Kalau pun kamu tinggal di istana-istana yang menjulang, berlindung di
benteng-benteng yang kokoh dan di menara-menara yang kuat, mendapatkan
penjagaan dan pengamanan yang super ketat, kamu tidak dapat mencegahnya
masuk untuk menemuimu dan menuntaskan urusannya denganmu!!
Untuk menemuimu, ia tidak butuh pintu masuk, izin, dan membuat
perjanjian terlebih dahulu sebelum datang. Ia datang kapan saja waktunya
dan dalam kondisi bagaimanapun; dalam kondisimu sedang sibuk ataupun
sedang luang, sedang sehat ataupun sedang sakit, semasa kamu masih kaya
ataupun sedang dalam kondisi melarat, ketika kamu sedang bepergian atau
pun tinggal di tempatmu.!!
Saudaraku! Pengunjungmu ini tidak memiliki hati yang gampang luluh. Ia
tidak bisa terpengaruh oleh ucapan-ucapan dan tangismu bahkan oleh
jeritanmu dan perantara yang menolongmu. Ia tidak akan memberimu
kesempatan untuk mengevaluasi perhitungan-perhitunganmu dan meninjau
kembali perkaramu!
Kalau pun kamu berusaha memberinya hadiah atau menyogoknya, ia tidak
akan menerimanya sebab seluruh hartamu itu tidak berarti apa-apa baginya
dan tidak membuatnya mundur dari tujuannya!
Sungguh! Ia hanya menginginkan dirimu saja, bukan orang lain! Ia
menginginkanmu seutuhnya bukan separoh badanmu! Ia ingin membinasakanmu!
Ia ingin kematian dan mencabut nyawamu! Menghancurkan raga dan
mematikan tubuhmu! Dia lah malaikat maut!!!
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya:
“Katakanlah, ‘Malaikat Maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan
mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan.” (QS. As-Sajadah: 11)
Dan firman-Nya, artinya:
“Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu,
ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami
itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. Al-An'am: 61)
Kereta Usia
Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut merupakan sesuatu yang pasti?
Tahukah kamu bahwa kita semua akan menjadi musafir ke tempat ini? Sang
musafir hampir mencapai tujuannya dan mengekang kendaraannya untuk
berhenti?
Tahukah kamu bahwa perputaran kehidupan hampir akan terhenti dan 'kereta
usia' sudah mendekati rute terakhirnya? Sebagian orang shalih mendengar
tangisan seseorang atas kematian temannya, lalu ia berkata dalam
hatinya, “Aneh, kenapa ada kaum yang akan menjadi musafir menangisi
musafir lain yang sudah sampai ke tempat tinggalnya?”
Berhati-hatilah!
Semoga anda tidak termasuk orang yang Allah subhanahu wata’ala sebutkan,
artinya:
“Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (Maut) mencabut nyawa
mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” (QS. Muhammad:
27)
Atau firman-Nya, artinya:
“(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan
berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri
(sambil berkata), ‘Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu
kejahatan pun.” (Malaikat menjawab), “Ada, sesungguh-nya Allah Maha
Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. “Maka masuklah ke pintu-pintu
neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat
orang-orang yang menyombong-kan diri itu.” (QS. An-Nahl: 28-29)
Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut kepadamu akan mengakhiri
hidupmu? Menyudahi aktivitasmu? Dan menutup lembaran-lembaran amalmu?
Tahukah kamu, setelah kunjungan-nya itu kamu tidak akan dapat lagi
melakukan satu kebaikan pun? Tidak dapat melakukan shalat dua raka'at?
Tidak dapat membaca satu ayat pun dari kitab-Nya? Tidak dapat bertasbih,
bertahmid, bertahlil, bertakbir, beristighfar walau pun sekali? Tidak
dapat berpuasa sehari? Bersedekah dengan sesuatu meskipun sedikit? Tidak
dapat melakukan haji dan umrah? Tidak dapat berbuat baik kepada kerabat
atau pun tetangga?
‘Kontrak' amalmu sudah berakhir dan engkau hanya menunggu perhitungan
dan pembalasan atas kebaikan atau keburukanmu!!
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya:
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku,
kembalikan lah aku (ke dunia).” Agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguh-nya
itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada
dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu'minun: 99-100)
Persiapkan Dirimu!
Mana persiapanmu untuk menemui Malaikat Maut? Mana persiapanmu
menyongsong huru-hara setelahnya; di alam kubur ketika menghadapi
pertanyaan, ketika di Padang Mahsyar, ketika hari Hisab, ketika
ditimbang, ketika diperlihatkan lembaran amal kebaikan, ketika melintasi
Shirath dan berdiri di hadapan Allah Al-Jabbar?
Dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
“Tidak seorang pun dari kamu melainkan akan diajak bicara oleh Allah
pada hari Kiamat, tidak ada penerjemah antara dirinya dan Dia, lalu ia
memandang yang lebih beruntung darinya, maka ia tidak melihat kecuali
apa yang telah diberikannya dan memandang yang lebih sial darinya, maka
ia tidak melihat selain apa yang telah diberikannya. Lalu memandang di
hadapannya, maka ia tidak melihat selain neraka yang berada di hadapan
mukanya. Karena itu, takutlah api neraka walau pun dengan sebelah biji
kurma dan walau pun dengan ucapan yang baik.” (Muttafaqun 'alaih)
Berhitunglah Atas Dirimu!
Saudaraku, berhitunglah atas dirimu di saat senggangmu, berpikirlah
betapa cepat akan berakhirnya masa hidupmu, bekerjalah dengan
sungguh-sungguh di masa luangmu untuk masa sulit dan kebutuhanmu,
renungkanlah sebelum melakukan suatu pekerjaan yang kelak akan
didiktekan di lembaran amalmu.
Di mana harta benda yang telah kau kumpulkan? Apakah ia dapat
menyelamatkanmu dari cobaan dan huru-hara itu? Sungguh, tidak! Kamu akan
meninggalkannya untuk orang yang tidak pernah menyanjungmu dan maju
dengan membawa dosa kepada Yang tidak akan memberikan toleransi padamu!
(Abu Shofiyyah)
Sumber: Az-Zâ'ir Al-Akhîr karya Khalid bin Abu Shalih
Kontributor: Nurman E Hardiansyah Nurman.Hardiansyah@snsgroup.co.id
------------
Ayat-Ayat Positif
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu,dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-KU sangat pedih.” (QS Ibrahim : ayat 7 ).
“Wahai orang-orang yang beriman,bersabarlah, kuatkanlah kesabaran kalian
dan bersatulah. Bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.”
(QS. Ali Imran : ayat 200).
“Jadilah engkau pemaaf, serulah orang-orang mengerjakan kabaikan dan
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: ayat
199).
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya orang
paling aku cintai dari kalian adalah yang paling baik akhlaknya, yang
selalu merangkul ketika berjalan (menjaga persaudaraan) dan menyenangi
dan disenangi. Orang yang paling aku benci dari kalian adalah yang suka
mengadu domba, yang memisahkan antara orang yang saling mengasihi dan
mencari-cari aib orang yang bersih.” (Shahih Bukhari)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Senyum itu adalah
sedekah bagi kamu”. (Shahih Bukhari)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Membuang duri dari
jalan adalah kebajikan.” (Shahih Bukhari)
Kontributor: Budi Wijanarko Budi.Wijanarko@snsgroup.co.id
-----------
RENUNGAN PARA WANITA
Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa
mereka, hati, fikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih mencari
walaupun sudah ada segala-galanya. Apalagi yang tidak ada di syurga,
namun Nabi Adam ‘Alaihis salam tetap merindukan siti hawa.
Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri atau puteri. Dijadikan
mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki,
tetapi kalau
lelaki sendiri yang tidak lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan
mereka.
Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.
Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah, karena mereka diciptakan
begitu rupa oleh mereka. Didiklah mereka dengan panduan dariNya:
JANGAN COBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA, NANTI MEREKA SEMAKIN LIAR,
JANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN, NANTI MEREKA SEMAKIN
MENDERITA,
Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah, Kenalkan mereka
kepada Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya.
AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU, HATI SERAPUH KACA, KUATKAN
DENGAN IMAN, PERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAK .
Suburkanlah karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan
keadilan Allah. Akan terhibur dan berbahagialah mereka, walaupun tidak
jadi ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana menteri negara atau
women gladiator. Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu
kelemahan. Itu bukan diskriminasi Allah Ta’ala. Sebaliknya disitulah
kasih sayang Allah Ta’ala, karena rahim wanita yang lembut itulah yang
mengandungkan lelaki2 wajah: negarawan, karyawan, jutawan dan wan-wan
lain.
Tidak akan lahir superman tanpa superwoman. Wanita yang lupa hakikat
kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan.
Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan,
bahkan mereka pula membengkokkan.
LEBIH BANYAK LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH PEREMPUAN DARIPADA PEREMPUAN
YANG DIRUSAKKAN OLEH LELAKI. SEBODOH-BODOH PEREMPUAN PUN BISA
MENUNDUKKAN SEPANDAI-PANDAI LELAKI.
Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Allah Ta’ala. Mereka tidak
akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini bukan saja
banyak boss telah kehilangan secretary, bahkan anakpun akan kehilangan
ibu, suami kehilangan istri dan bapa akan kehilangan puteri.
Bila wanita durhaka dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah,
rusaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki pula jangan hanya
mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan.
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah PIMPINLAH DIRI SENDIRI
DAHULU KEPADA-NYA. jinakkan diri dengan Allah, niscaya jinaklah
segala-galanya dibawah pimpinan kita.
JANGAN MENGHARAP ISTRI SEPERTI SITI FATIMAH, KALAU PRIBADI BELUM LAGI
SEPERTI SAYIDINA ALI
Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id
-----------
Nasihat Untuk Wanita
Saudariku yang mengaku dirinya muslimat,…..
Berpegang teguhlah pada perintah Allah Ta’ala, Utamakanlah ridha-Nya
daripada ridha selain-Nya. Penuhilah hati ini dengan rasa cinta
kepada-Nya dan senantiasa berdzikir kepada-Nya tanpa rasa jemu, sehingga
dzikrullah itu seakan menjadi senandung yang merdu. Jadikanlah lidah
ini tidak pernah merasa lelah untuk memuji-Nya, hingga bisa menemukan
kenikmatan serta kelezatan iman. Kita harus bisa menerima semua
perintah Allah Ta’ala dengan senang hati dan menjalankan hukum-hukum-Nya
dengan rasa cinta kepada-Nya. Karena itu Allah Ta’ala tidak akan
membiarkan kita, bahkan menolong dan membantunya dengan kekuatan-Nya.
Dia juga memberikan kemuliaan kepada kita.
Saudariku…..
Manusia di dunia ini selalu berlomba meningkatkan kekuatan dan jumlah
hartanya, hingga dia menjadi orang terkuat di antara sesamanya dalam
bidang kekuasaan, paling manis tutur katanya, paling kuat dalih-dalihnya
dan paling banyak pendukungnya serta merasa ridak membutuhkan orang
lain. Namun disaat zaman sudah berubah dan disaat dia mengalami musibah,
ia bagaikan anak kecil yang mencari bapaknya, merengek-rengek mencari
bantuan dan belas kasihan orang lain.
Sesungguhnya manusia itu bagaikan binatang, apabila ia tidak berpegang
teguh pada hokum-hukum Allah Ta’ala, dan tidak mengadakan hubungan
dengan Allah Ta’ala serta tidak mengharap bertemu dengan-Nya. Hawa
nafsunya dituruti, sibuk terhadap dirinya sendiri dan tidak memberikan
manfaat kepada orang lain. Berbeda dengan muslim yang benar dan jujur.
Dia berangkat dari ajaran2 islam, senang melihat manusia yang berada
dalam kebaikan, dan selalu diulurkan tangannya untuk menolong orang
lain. Ia pun benci apabila apabila manusia berada dalam kenistaan dan
kebodohan.
Ukhti…..
Diantara keistimewahan seorang muslim dan muslimat adalah hatinya yang
selalu bergantung kepada Allah Ta’ala, menerapkan syariat-syariat-Nya,
serta menjalankan segala perintah-Nya.
Kesejukan jiwa dan ketenangan hati bisa dilihat oleh mereka yang
senantiasa tegar dalam menghadapi berbagai masalah, dan tidak
terburu-buru dalam meraih apa yang ia cintai, seperti yang
difirmankan-Nya:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
Ta’ala mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”. Hamba-hamba-Nya
yang mukmin tidak pernah terpesona dengan kemewahan hidup di dunia,
namun tidak pula meninggalkan bagiannya yang ada di dalamnya. “Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepadamu
(kebahgiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) dunia”
Ketahuilah Ukhti,…….
Dunia ini sangat singkat usianya, karena itulah manusia tidak berhak
marah dan emosi hanya karena urusan dunia, apalagi sampai menyebabkan ia
terlena dalam mencari kenikmatan yang ada di dalamnya. Sekali lagi
ketahuilah ukhti….dunia itu sangat rendah nilainya bila dibandingkan
dengan negeri akhirat, negeri abadi tempat putusan akhir setiap amal
manusia, negeri tempat menerima nikmat abadi dari Allah Ta’ala.
Keindahannya belum pernah dilihat oleh mata dan belum pula didengar oleh
telinga. Tiada kedengkian di dalamnya. Ia hanya diwariskan kepada
mereka yang beriman dan berakwa.
Saudariku…..
Dengan mengingat mati, pahitnya dunia menjadi manis. Dengan demikian
kita tidak tertipu karenanya. Kadangkala di pagi hari manusia menjadi
takut kalau-kalau tidak bisa hidup di sore hari, dan pada waktu sore
hari takut kalau tidak bisa hidup di pagi hari. Tatkala bencana hilang
darinya, maka beralihlah ketakutannya kepada yang lainnya, seperti takut
kehilangan sanak saudara, kematian teman-teman sejawat, atau ketika
merasakan suatu penyakit. Manusia seperti ini hatinya sering berdebar.
Disaat-saat seperti itu tergambarlah dihadapannya bayangan maut yang
mengintai. Dia terkejut dan takut sehingga menambah rasa sakit dan
kegundahan hati, seakan-akan rasa takut itu sebagai penolak datangnya
maut atau sebagai tempat pelarian.
Begitu lemahnya manusia, begitu kerdilnya dan alangkah pendek umurnya.
Namun sering tatkala masih muda dan segar, manusia menyadari bahwa umur
dan kekuatan yang di banggakannya kelak akan sirna. Badan yang gagah
atau semampai akan menjadi bungkuk dan wajahnya akan berkerut.
Semangatnya akan turun dan aktivitasnya pun berkurang.
Anda mungkin pernah melihat seorang yang kaya yang tinggal di istana
megah, mengendarai mobil mewah dan rumahnya dialasi permadani yang
indah. Namun roda terus berputar, tiba2 ia tinggal di tempat yang lebih
buruk dari istananya dahulu, berkendaraan dengan apa yang dulu
dihinanya, berpakaian dengan pakaian yang dulu enggan dipakainya, dan
kini ia makan dengan apa yang dulu baginya makanan yang menjijikan.
Wahai Saudariku…..
Sesungguhnya kelezatan dan keindahan hidup, ketinggian dan
kesempurnaannya tidak lain hanya dengan taat kepada Allah Ta’ala dengan
istiqomah terhadap perintah-Nya dan berjalan di jalan-Nya. Insya Allah
Ta’ala manusia2 begini hidupnya senantiasa bahagia, tenang, tidak
bersedih hati, memaafkan orang yang menzaliminya, mengampuni kesalahan
orang yang jahat kepada dirinya, belas kasih dan hormat kepada orang
lain. Dia tidak merasa berat dalam membantu kebutuhan orang lain, dan
sepenanggungan dalam suka dan duka. Dia tidak berlebih2an dalam
menjalankan perintah Allah Ta’ala, baik yang kecil maupun yang besar,
bahkan menjadikan setiap amal perbuatan agar dapat mendekatkan diri
pada-Nya. Ketika menjumpai musibah, ia hadapi dengan kesabaran dan penuh
dengan kerelaan hati, dan tatkala maut dating menjemput, dilihatnya
bahwa itu adalah akhir dari perjuangannya di dunia serta merupakan
perjalanan menuju negeri yang abadi.
Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id
-----------
Surat Buat Kaum Hawa
Hawa……
Sadarkah engkau! Sebelum datangnya sinar islam, kita di dzalimi, hak
kita dicerobohi, kita ditanam hidup-hidup. Tiada penghormatan walau
sekecil apapun oleh kaum adam. Tiada nilai di mata adam, kita hanya
sebagai alat untuk memuaskan nafsu mereka. Tapi kini bila rahmat islam
menyelubungi alam, bila sinar islam berkembang, derajat kita diangkat,
marulah kita terperlihara, kita dihargai dan dipandang mulia dan
mendapat tempat di sisi Allah, sehingga tiada sebaik perhiasan dunia,
melainkan wanita shalihah.
Wahai Hawa…..
Kenapa engkau tidak menghargai nikmat iman dan islam itu? Kenapa mesti
engkau kaku dalam mentaati ajaran-Nya? Kenapa masih segan mengamalkan
isi kandungan al-qur’an dan kenapa masih was-was dalam mentaati
perintah-Nya?
Wahai Hawa…..
Tangan yang mengguncang buaian boleh mengguncang dunia. Sadarkah
hawa….kamu dapat mengguncang dunia dengan melahirkan manusia-manusia
yang salih dan shalihah. Engkau bisa menggetarkan dunia dengan menjadi
istri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang
sejati dalam menegakkan islam di muka dunia.
Tapi Hawa…..
Jangan sesekali engkau mengguncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu
dan dengan ayu wahajmu, dengan lenggok tubuhmu. Jangan engkau
menghentakkan kakimu untuk menyatakan kehadiranmu.
Jangan Hawa…..
Jangan sesekali menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu sendiri,
karena aku khawatir itu mengundang kemurkaan dan kebencian Allah, tetapi
memberi kebahagiaan pada syetan, karena wanita adalah jala setan, alat
yang dieksplotasi oleh syetan dalam menyesatkan adam.
Hawa…..
Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang shalihah buat kedua ibu
bapakmu, andai engkau seorang istri, jadilah istri yang meringankan
beban suami, andai engkau seorang ibu, didiklah anakmu sampai tak gentar
memperjuangkan “ISLAM”.
Hawa…..
Andai engkau belum menikah, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa
akan janji Tuhan kita..”wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang
baik”. Jangan menggadaikan kehormatanmu hanya semata-mata untuk seorang
lelaki. Jangan memakai pakaian yang menampakkan sosok tubuhmu hanya
untuk menarik perhatian dan memikat kaum laki-laki, karena kau tidak
memikat hatinya, tapi merangsang nafsunya…..
Hawa…..
Jangan kau memulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan mahrommu, karena
aku khawatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam,
dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan…..takut
akhirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri..
Hawa…..
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang shalih tidak
memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang wara tidak menilai
wanita dari keayuannya, kemanjaannya, serta kemampuannya mengguncang
iman mereka.
Tetapi Hawa…..
Lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, pribadinya dan
keimanannya, lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan
wanita yang bukan mahramnya, karena dia takut memberi kesempatan pada
syetan untuk menggodanya, lelaki yang wara tidak mau bermain cinta,
sebab dia tahu apa tujuan dalam sebuah hubungan antara laki-laki dan
wanita, yaitu “pernikahan”.
Oleh itu Hawa…..
Jaga pandanganmu, jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan
pendirianmu. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari dalam untukmu,
cukuplah hanya cinta Allah yang menyinari dan memenuhi jiwamu. Biarlah
hanya cinta kedua ibu bapakmu yang memberi kehangatan dan kebahagiaan
buat dirimu. Cukuplah sekedar cinta adik kakak serta keluarga yang akan
membahagiakan dirimu.
Hawa…..
Cintailah Allah Ta’aladi kala susah dan senang, karena kau akan
memperoleh cinta dari insan yang mencintai Allah. Cintailah ibu bapakmu,
karena kau akan memperoleh keridhoan Allah. Cintailah keluarga, karena
tiada cinta semurni cinta keluarga.
Hawa…..
Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang mengguncang buaian ini
dapat mengguncang dunia dalam mencapai keridhoan Ilahi…..jangan sesekali
tangan ini juga mengguncang keimanan kaum adam…..
Suatu saat ada yang harus pergi, Suatu saat ada yang harus datang.
Mungkin yang pergi tak akan kembali, dan mungkin yang datang hanya
sebentar.
Kontributor : Ervi Yusria Ervi.Yusria@snsgroup.co.id
------------
13 Penawar racun KEMAKSIATAN
Tiga Belas Penawar Racun Kemaksiatan
Berikut ini ada beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan.
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu berkata, ''Orang beriman melihat
dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung
tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa)
dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.''
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Janganlah kamu
meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu
seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa
ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang
yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan
membinasakannya.'' (HR. Ahmad dengan sanad yang hasan)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Semua umatku dimaafkan
kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk mujaharah
ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari
kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah
menutupinya, ia berkata, 'Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan
demikian dan demikian'. Pada maalm hari Tuhannya telah menutupi
kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang
menutupinya.'' (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Taubat nasuha yang tulus
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Allah lebih bergembira
dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara
kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus.
Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu
terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia
menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keaadaan bersedih
terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba
kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya.
Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, 'Ya Allah Engkau adalah
hambaku dan aku adalah Tuhanmu'. Ia salah ucap karena sangat
bergembira''. (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka ulangilah bertaubat
Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata, ''Sebaik-baik kalian adalah
setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.'' ditanyakan,
'Jika ia mengulangi lagi?' Ia menjawab, 'Ia beristighfar kepada Allah
dan bertaubat.' Ditanyakan, 'Jika ia kembali berbuat dosa?' Ia menjawab,
'Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.' Ditanyakan, 'Sampai
kapan?' Dia menjawab, 'Sampai setan berputus asa.'''
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia
temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauh darinya secara
keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam beristighfar kepada Allah dalam
sehari lebih dari 70 kali (dalam hadits lain 100 kali).
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar
atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak
melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam
kemksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu)
lebih mendominasi dirinya daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak
dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Bertakwalah kepada
Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan
maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta
perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.'' (HR. Ahmad dan
Tirmidzi. Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih))
10. Merealisasikan tauhid
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Allah 'Azza wa Jalla
berfirman, 'Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan
pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan
keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau
diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka
Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku
sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang
kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari.
Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan
Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang
sama.'' (HR. Muslim dan Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan sesorang bersama mereka,
walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal
c. Manusia itu ada 3 golongan
i. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya
dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
ii. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan
menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia
berharapa suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
iii. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan
menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat
dipetik dari persahabatan yang baik
e. Tidak ada alasan untuk berpisah dengan orang-orang yang baik
12. Jangan tinggalkan da'wah
Said bin Jubair berkata, ''Sekiranya sesorang tidak boleh menyuruh
kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya
sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang menyeru kepada
kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.'' Imam malik berkomentar, ''Ia
benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan).''
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menceritakan kepada para shahabat
bahwasanya seseorang berkata, ''Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni
si fulan.'' Allah swt berkata, ''Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku
bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni
dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.'' (HR. Muslim).
Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id
-----------
Disadur secara ringkas dari buku 13 Penawar Racun kemaksiatan
(terjemahan dari kitab Sabiilun najah min syu'mil ma'shiyyah) karangan
Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy, terbitan Darul Haq, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)