Minggu, 10 Juni 2012
Surat Untuk Anda (Para Perokok)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Saudaraku Tercinta:
Semoga kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah senantiasa terlimpahkan
kepada anda. Adapun setelah itu:
Saya berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa supaya surat ini sampai
ke tangan anda sedang anda dalam keadaan sehat dan ‘afiat. Barangkali
anda bertanya-tanya; siapakah saya? Ada apa gerangan saya menulis surat
ini untuk anda? Apa target di balik surat tersebut?.
Biarkan saya katakan kepada anda: Anda akan mendapatkan jawaban semua
ini diantara baris-baris tulisan ini.
Tenang dan bacalah kalimat-kalimat ini yang ditulis oleh seorang saudara
anda yang mencintai dan menyayangi anda….bagaimana pantas bagi anda
sedang anda adalah seorang putra Islam dan berasal dari sebuah keluarga
yang dikenal baik, sholeh dan menjaga kehormatan….Anggotanya adalah ahli
tauhid dan sholat….Bagaimana pantas bagi anda meninggalkan jalannya
bapak dan para leluhur?! Bahkan anda mendurhakai firman Allah subhaanahu
wa ta’aalaa kepada Rasul-Nya.
Kendati pada diri anda terdapat kebaikan –bagi Allah-lah pujian yang
banyak- hanya saja saya hendak bertanya kepada anda tentang api yang
anda bawa dalam saku anda dan antara jari-jari anda…kemudian anda
letakkan di mulut anda…Relakah anda api tersebut untuk putra atau putri
anda….jawaban anda akan mengatakan: “saya tidak rela untuk putra saya
lantas bagaimana untuk putra atau saudari saya?!
Lantas kenapa anda relakan diri anda melakukan dosa dan jatuh dalam
keharaman namun anda tidak rela hal itu untuk putra atau putri anda?!
Lantas bagaimana anggota keluarga anda dari putra dan putri anda akan
tumbuh sedang mereka melihat teladan dan pengajar meniupkan racun dalam
rumah mereka setiap saat?! Sesungguhnya mereka akan mengikuti teladan
dan berjalan di atas jalannya ayah?! Bagaimana anda akan perbuat
terhadap mereka esuk kelak.
Saudaraku Tercinta
Waktu untuk kembali sesaat lagi…tinggalkanlah bisikan-bisikan setan dan
dengarkanlah firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa dan sabda Rasul
sollallohu ‘alaihi wasallam serta penjelasan para ulama tentang
keharaman mengkonsumsi maupun menjual rokok. Saya akan melontarkan
kepada anda satu pertanyaan yang akan saya dapati jawabannya dari anda
seorang diri sekarang juga…..
Pada timbangan manakah rokok ini diletakkan? Pada timbangan kebaikankah,
ataukah pada timbangan keburukan?! Jawaban anda akan menyatakan: “pada
timbangan keburukan” karena ia bukan termasuk barang thayyib (baik) dan
karena tidak ada posisi ketiga antara kebaikan dan keburukan….Bukankah
demikian?! Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun sekalipun (amalan itu)
hanya seberat biji sawi dan cukup dengan Kami Dzat yang membikin
perhitungan ” (Al Anbiya’:47)
Perhatikanlah perkara ini….Dimanakah gerangan anda kelak pada hari
ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri
dan anak-anaknya? Dimanakah gerangan anda kelak pada hari dimana semua
wanita yang menyusui lalai dari anak yang disusuinya dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk?!
Pada hari sulit itu anda menunanti-nanti satu kebaikan! Namun anda
sekarang mengumpulkan keburukan dan dosa-dosa!
Bahkan pantaskah anda termasuk orang-orang yang berbau tak sedap?!
Cukuplah bahayanya bagi anda rokok tersebut telah dilarang di
tempat-tempat umum di negara-negara kafir ?! Ikutilah daftar yang amat
mengagetkan bagi orang-orang yang sakit kangker paru-paru, tenggorokan
dan penyakit-penyakit rokok yang lain?!
Saudaraku tercinta
Relakah anda dikatakan seorang fasik?! Atau seorang perokok?! Padahal
anda adalah fulan putra fulan. Demi Allah sekiranya setiap hisapan rokok
merupakan satu keburukan maka berapa banyak keburukan yang telah anda
kumpulkan semenjak anda mulai merokok? Bagaimana kelak anda menjumpai
Allah subhaanahu wa ta’aalaa dengan membawa keburukan-keburukan ini?
Waspadalah terhadap firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa “Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih” (An Nur:64)
Sesungguhnya saya memohonkan perlindungan kepada Allah untuk anda dari
termasuk orang yang tidak mau kembali kepada Allah dan Rasul-Nya,
berjalan di belakang petunjuknya, mengikuti setan-setannya dan
bermaksiat kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa dengan nikmat-nikmat-Nya
yang telah dilimpahkan kepadanya….berupa harta, kesehatan, dua tangan
dan bibir. Buanglah apa yang ada di tangan anda, mulailah lembaran baru
yang disucikan oleh iman, dihiasi oleh ketaqwaan dan meninggalkan apa
yang Allah larang untuk dikonsumsi maupun dijual?!
Janganlah anda pikul dosa anda pada hari kiamat beserta dosa orang-orang
yang anda jual kepada mereka berikut dosa anak-anak dan teman-teman
anda yang mengikuti jejak anda hingga hari kiamat….tanpa berkurang
sedikitpun dosa-dosa mereka. Rasulullah sollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa memulai kebiasaan buruk dalam Islam maka ia
mendapat dosanya dan dosa yang melakukannya sepeninggalnya tanpa
mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun” (HR Muslim)
Sepantasnyalah anda mendengarkan firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa dan
tidak mengulangi lagi. “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang
beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran
yang turun (kepada mereka)” (Al Hadid:16)
Saya berlindung kepada Allah jika anda mendengarkan ayat-ayat-Nya sedang
hati anda tidak khusu’, anggota badan anda tidak lunak dan hati anda
tidak mau tobat. Saya sodorkan kepada anda fatwa yang terhormat syaikh
Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin seputar mengkonsumsi rokok dan candu.
Beliau –semoga Allah merahmatinya- berkata:
“Merokok adalah diharamkan demikian pula candu. Dalil atas hal itu
adalah firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa ;
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri” (An Nisa: 29) dan
firman-Nya
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (Al
Baqarah:195).
Telah terbukti dalam ilmu kedokteran bahwa mengkonsumsi barang-barang
ini menimbulkan madharat. Dan jika menimbulkan madharat berarti haram.
Dalil lain firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa :
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan” (An Nisa’:5)
Allah melarang memberikan harta kita kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya karena mereka akan menghamburkan dan merusaknya. Tidak
diragukan lagi bahwa membelanjakan harta untuk membeli rokok atau candu
berarti menghambur-hamburkan dan merusak harta maka dilarang dengan
dalil ayat ini. Dalam sunnah disebutkan bahwa Rasulullah sollallohu
‘alaihi wasallam melarang menyia-nyiakan harta” sedang membelanjakan
harta pada barang-barang ini termasuk menyia-nyiakan harta. Dan karena
Nabi sollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak boleh berbahaya maupun membahayakan” sedang mengkonsumsi
barang-barang ini menimbulkan bahaya (madharat). Dan karena
barang-barang ini menjadikan orang bergantung kepadanya. Jika dia tidak
mendapatkannya, dadanya sesak dan dunia terasa sempit baginya sehingga
dia memasukkan ke dalam dirinya sesuatu yang sebenarnya tidak dia
butuhkan”
Demikianlah saya berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa kiranya
surat ini jatuh pada tempat yang baik di hati anda dan anda bertekad
untuk taubat dari segala dosa dan kesalahan.
Dan kiranya taubat anda dalam waktu dekat ini…Jadilah orang yang cerdik,
memiliki obsesi, inabah (kembali kepada Allah) dan bergembiralah dengan
kebaikan besar dan pahala yang banyak. Allah subhaanahu wa ta’aalaa
berfirman: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang taubat dan
mencintai orang-orang yang mensucikan diri” (Al Baqarah : 222)
Alangkah agungnya kedudukan jika Allah subhaanahu wa ta’aalaa tai anda
dan menjadikan anda termasuk hamba-hamba-Nya yang didekatkan.
Janganlah anda menjadi orang yang lemah keinginan, berkepribadian
goncang dari orang-orang yang setan mengerahkan pasukan berkuda dan
pasukannya yang berjalan kaki kepada mereka lalu meninggalkan jalan
surga sebagaimana sabda sollallohu ‘alaihi wasallam
“Setiap umatku masuk jannah melainkan yang enggan”. Mereka (para
sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah! Siapa yang enggan? Beliau
bersabda: “Barangsiapa menaatiku masuk jannah dan barangsiapa bermaksiat
kepadaku berarti ia telah enggan” (HR Bukhari)
Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga dan sahabatnya semua.
Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id
------------
Sumber : www.almanaj.or.id
SANG PENGUNJUNG TERAKHIR
Saudaraku, tahukah kamu siapa pengunjung terakhirmu? Tahukah kamu apa
tujuan ia berkunjung dan menemuimu? Apa saja yang dimintanya darimu?
Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut
nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar
hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk
memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri.!!
Pengunjung ini datang untuk misi penting dan terbatas serta dalam
masalah terbatas. Kamu dan keluargamu bahkan seluruh penduduk bumi ini
tidak akan mampu menolaknya dalam merealisasikan misinya tersebut!
Kalau pun kamu tinggal di istana-istana yang menjulang, berlindung di
benteng-benteng yang kokoh dan di menara-menara yang kuat, mendapatkan
penjagaan dan pengamanan yang super ketat, kamu tidak dapat mencegahnya
masuk untuk menemuimu dan menuntaskan urusannya denganmu!!
Untuk menemuimu, ia tidak butuh pintu masuk, izin, dan membuat
perjanjian terlebih dahulu sebelum datang. Ia datang kapan saja waktunya
dan dalam kondisi bagaimanapun; dalam kondisimu sedang sibuk ataupun
sedang luang, sedang sehat ataupun sedang sakit, semasa kamu masih kaya
ataupun sedang dalam kondisi melarat, ketika kamu sedang bepergian atau
pun tinggal di tempatmu.!!
Saudaraku! Pengunjungmu ini tidak memiliki hati yang gampang luluh. Ia
tidak bisa terpengaruh oleh ucapan-ucapan dan tangismu bahkan oleh
jeritanmu dan perantara yang menolongmu. Ia tidak akan memberimu
kesempatan untuk mengevaluasi perhitungan-perhitunganmu dan meninjau
kembali perkaramu!
Kalau pun kamu berusaha memberinya hadiah atau menyogoknya, ia tidak
akan menerimanya sebab seluruh hartamu itu tidak berarti apa-apa baginya
dan tidak membuatnya mundur dari tujuannya!
Sungguh! Ia hanya menginginkan dirimu saja, bukan orang lain! Ia
menginginkanmu seutuhnya bukan separoh badanmu! Ia ingin membinasakanmu!
Ia ingin kematian dan mencabut nyawamu! Menghancurkan raga dan
mematikan tubuhmu! Dia lah malaikat maut!!!
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya:
“Katakanlah, ‘Malaikat Maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan
mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan.” (QS. As-Sajadah: 11)
Dan firman-Nya, artinya:
“Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu,
ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami
itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. Al-An'am: 61)
Kereta Usia
Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut merupakan sesuatu yang pasti?
Tahukah kamu bahwa kita semua akan menjadi musafir ke tempat ini? Sang
musafir hampir mencapai tujuannya dan mengekang kendaraannya untuk
berhenti?
Tahukah kamu bahwa perputaran kehidupan hampir akan terhenti dan 'kereta
usia' sudah mendekati rute terakhirnya? Sebagian orang shalih mendengar
tangisan seseorang atas kematian temannya, lalu ia berkata dalam
hatinya, “Aneh, kenapa ada kaum yang akan menjadi musafir menangisi
musafir lain yang sudah sampai ke tempat tinggalnya?”
Berhati-hatilah!
Semoga anda tidak termasuk orang yang Allah subhanahu wata’ala sebutkan,
artinya:
“Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (Maut) mencabut nyawa
mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” (QS. Muhammad:
27)
Atau firman-Nya, artinya:
“(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan
berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri
(sambil berkata), ‘Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu
kejahatan pun.” (Malaikat menjawab), “Ada, sesungguh-nya Allah Maha
Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. “Maka masuklah ke pintu-pintu
neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat
orang-orang yang menyombong-kan diri itu.” (QS. An-Nahl: 28-29)
Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut kepadamu akan mengakhiri
hidupmu? Menyudahi aktivitasmu? Dan menutup lembaran-lembaran amalmu?
Tahukah kamu, setelah kunjungan-nya itu kamu tidak akan dapat lagi
melakukan satu kebaikan pun? Tidak dapat melakukan shalat dua raka'at?
Tidak dapat membaca satu ayat pun dari kitab-Nya? Tidak dapat bertasbih,
bertahmid, bertahlil, bertakbir, beristighfar walau pun sekali? Tidak
dapat berpuasa sehari? Bersedekah dengan sesuatu meskipun sedikit? Tidak
dapat melakukan haji dan umrah? Tidak dapat berbuat baik kepada kerabat
atau pun tetangga?
‘Kontrak' amalmu sudah berakhir dan engkau hanya menunggu perhitungan
dan pembalasan atas kebaikan atau keburukanmu!!
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya:
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku,
kembalikan lah aku (ke dunia).” Agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguh-nya
itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada
dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu'minun: 99-100)
Persiapkan Dirimu!
Mana persiapanmu untuk menemui Malaikat Maut? Mana persiapanmu
menyongsong huru-hara setelahnya; di alam kubur ketika menghadapi
pertanyaan, ketika di Padang Mahsyar, ketika hari Hisab, ketika
ditimbang, ketika diperlihatkan lembaran amal kebaikan, ketika melintasi
Shirath dan berdiri di hadapan Allah Al-Jabbar?
Dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
“Tidak seorang pun dari kamu melainkan akan diajak bicara oleh Allah
pada hari Kiamat, tidak ada penerjemah antara dirinya dan Dia, lalu ia
memandang yang lebih beruntung darinya, maka ia tidak melihat kecuali
apa yang telah diberikannya dan memandang yang lebih sial darinya, maka
ia tidak melihat selain apa yang telah diberikannya. Lalu memandang di
hadapannya, maka ia tidak melihat selain neraka yang berada di hadapan
mukanya. Karena itu, takutlah api neraka walau pun dengan sebelah biji
kurma dan walau pun dengan ucapan yang baik.” (Muttafaqun 'alaih)
Berhitunglah Atas Dirimu!
Saudaraku, berhitunglah atas dirimu di saat senggangmu, berpikirlah
betapa cepat akan berakhirnya masa hidupmu, bekerjalah dengan
sungguh-sungguh di masa luangmu untuk masa sulit dan kebutuhanmu,
renungkanlah sebelum melakukan suatu pekerjaan yang kelak akan
didiktekan di lembaran amalmu.
Di mana harta benda yang telah kau kumpulkan? Apakah ia dapat
menyelamatkanmu dari cobaan dan huru-hara itu? Sungguh, tidak! Kamu akan
meninggalkannya untuk orang yang tidak pernah menyanjungmu dan maju
dengan membawa dosa kepada Yang tidak akan memberikan toleransi padamu!
(Abu Shofiyyah)
Sumber: Az-Zâ'ir Al-Akhîr karya Khalid bin Abu Shalih
Kontributor: Nurman E Hardiansyah Nurman.Hardiansyah@snsgroup.co.id
------------
Ayat-Ayat Positif
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu,dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-KU sangat pedih.” (QS Ibrahim : ayat 7 ).
“Wahai orang-orang yang beriman,bersabarlah, kuatkanlah kesabaran kalian
dan bersatulah. Bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.”
(QS. Ali Imran : ayat 200).
“Jadilah engkau pemaaf, serulah orang-orang mengerjakan kabaikan dan
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: ayat
199).
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya orang
paling aku cintai dari kalian adalah yang paling baik akhlaknya, yang
selalu merangkul ketika berjalan (menjaga persaudaraan) dan menyenangi
dan disenangi. Orang yang paling aku benci dari kalian adalah yang suka
mengadu domba, yang memisahkan antara orang yang saling mengasihi dan
mencari-cari aib orang yang bersih.” (Shahih Bukhari)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Senyum itu adalah
sedekah bagi kamu”. (Shahih Bukhari)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Membuang duri dari
jalan adalah kebajikan.” (Shahih Bukhari)
Kontributor: Budi Wijanarko Budi.Wijanarko@snsgroup.co.id
-----------
RENUNGAN PARA WANITA
Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa
mereka, hati, fikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih mencari
walaupun sudah ada segala-galanya. Apalagi yang tidak ada di syurga,
namun Nabi Adam ‘Alaihis salam tetap merindukan siti hawa.
Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri atau puteri. Dijadikan
mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki,
tetapi kalau
lelaki sendiri yang tidak lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan
mereka.
Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.
Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah, karena mereka diciptakan
begitu rupa oleh mereka. Didiklah mereka dengan panduan dariNya:
JANGAN COBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA, NANTI MEREKA SEMAKIN LIAR,
JANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN, NANTI MEREKA SEMAKIN
MENDERITA,
Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah, Kenalkan mereka
kepada Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya.
AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU, HATI SERAPUH KACA, KUATKAN
DENGAN IMAN, PERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAK .
Suburkanlah karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan
keadilan Allah. Akan terhibur dan berbahagialah mereka, walaupun tidak
jadi ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana menteri negara atau
women gladiator. Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu
kelemahan. Itu bukan diskriminasi Allah Ta’ala. Sebaliknya disitulah
kasih sayang Allah Ta’ala, karena rahim wanita yang lembut itulah yang
mengandungkan lelaki2 wajah: negarawan, karyawan, jutawan dan wan-wan
lain.
Tidak akan lahir superman tanpa superwoman. Wanita yang lupa hakikat
kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan.
Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan,
bahkan mereka pula membengkokkan.
LEBIH BANYAK LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH PEREMPUAN DARIPADA PEREMPUAN
YANG DIRUSAKKAN OLEH LELAKI. SEBODOH-BODOH PEREMPUAN PUN BISA
MENUNDUKKAN SEPANDAI-PANDAI LELAKI.
Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Allah Ta’ala. Mereka tidak
akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini bukan saja
banyak boss telah kehilangan secretary, bahkan anakpun akan kehilangan
ibu, suami kehilangan istri dan bapa akan kehilangan puteri.
Bila wanita durhaka dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah,
rusaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki pula jangan hanya
mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan.
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah PIMPINLAH DIRI SENDIRI
DAHULU KEPADA-NYA. jinakkan diri dengan Allah, niscaya jinaklah
segala-galanya dibawah pimpinan kita.
JANGAN MENGHARAP ISTRI SEPERTI SITI FATIMAH, KALAU PRIBADI BELUM LAGI
SEPERTI SAYIDINA ALI
Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id
-----------
Nasihat Untuk Wanita
Saudariku yang mengaku dirinya muslimat,…..
Berpegang teguhlah pada perintah Allah Ta’ala, Utamakanlah ridha-Nya
daripada ridha selain-Nya. Penuhilah hati ini dengan rasa cinta
kepada-Nya dan senantiasa berdzikir kepada-Nya tanpa rasa jemu, sehingga
dzikrullah itu seakan menjadi senandung yang merdu. Jadikanlah lidah
ini tidak pernah merasa lelah untuk memuji-Nya, hingga bisa menemukan
kenikmatan serta kelezatan iman. Kita harus bisa menerima semua
perintah Allah Ta’ala dengan senang hati dan menjalankan hukum-hukum-Nya
dengan rasa cinta kepada-Nya. Karena itu Allah Ta’ala tidak akan
membiarkan kita, bahkan menolong dan membantunya dengan kekuatan-Nya.
Dia juga memberikan kemuliaan kepada kita.
Saudariku…..
Manusia di dunia ini selalu berlomba meningkatkan kekuatan dan jumlah
hartanya, hingga dia menjadi orang terkuat di antara sesamanya dalam
bidang kekuasaan, paling manis tutur katanya, paling kuat dalih-dalihnya
dan paling banyak pendukungnya serta merasa ridak membutuhkan orang
lain. Namun disaat zaman sudah berubah dan disaat dia mengalami musibah,
ia bagaikan anak kecil yang mencari bapaknya, merengek-rengek mencari
bantuan dan belas kasihan orang lain.
Sesungguhnya manusia itu bagaikan binatang, apabila ia tidak berpegang
teguh pada hokum-hukum Allah Ta’ala, dan tidak mengadakan hubungan
dengan Allah Ta’ala serta tidak mengharap bertemu dengan-Nya. Hawa
nafsunya dituruti, sibuk terhadap dirinya sendiri dan tidak memberikan
manfaat kepada orang lain. Berbeda dengan muslim yang benar dan jujur.
Dia berangkat dari ajaran2 islam, senang melihat manusia yang berada
dalam kebaikan, dan selalu diulurkan tangannya untuk menolong orang
lain. Ia pun benci apabila apabila manusia berada dalam kenistaan dan
kebodohan.
Ukhti…..
Diantara keistimewahan seorang muslim dan muslimat adalah hatinya yang
selalu bergantung kepada Allah Ta’ala, menerapkan syariat-syariat-Nya,
serta menjalankan segala perintah-Nya.
Kesejukan jiwa dan ketenangan hati bisa dilihat oleh mereka yang
senantiasa tegar dalam menghadapi berbagai masalah, dan tidak
terburu-buru dalam meraih apa yang ia cintai, seperti yang
difirmankan-Nya:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
Ta’ala mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”. Hamba-hamba-Nya
yang mukmin tidak pernah terpesona dengan kemewahan hidup di dunia,
namun tidak pula meninggalkan bagiannya yang ada di dalamnya. “Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepadamu
(kebahgiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) dunia”
Ketahuilah Ukhti,…….
Dunia ini sangat singkat usianya, karena itulah manusia tidak berhak
marah dan emosi hanya karena urusan dunia, apalagi sampai menyebabkan ia
terlena dalam mencari kenikmatan yang ada di dalamnya. Sekali lagi
ketahuilah ukhti….dunia itu sangat rendah nilainya bila dibandingkan
dengan negeri akhirat, negeri abadi tempat putusan akhir setiap amal
manusia, negeri tempat menerima nikmat abadi dari Allah Ta’ala.
Keindahannya belum pernah dilihat oleh mata dan belum pula didengar oleh
telinga. Tiada kedengkian di dalamnya. Ia hanya diwariskan kepada
mereka yang beriman dan berakwa.
Saudariku…..
Dengan mengingat mati, pahitnya dunia menjadi manis. Dengan demikian
kita tidak tertipu karenanya. Kadangkala di pagi hari manusia menjadi
takut kalau-kalau tidak bisa hidup di sore hari, dan pada waktu sore
hari takut kalau tidak bisa hidup di pagi hari. Tatkala bencana hilang
darinya, maka beralihlah ketakutannya kepada yang lainnya, seperti takut
kehilangan sanak saudara, kematian teman-teman sejawat, atau ketika
merasakan suatu penyakit. Manusia seperti ini hatinya sering berdebar.
Disaat-saat seperti itu tergambarlah dihadapannya bayangan maut yang
mengintai. Dia terkejut dan takut sehingga menambah rasa sakit dan
kegundahan hati, seakan-akan rasa takut itu sebagai penolak datangnya
maut atau sebagai tempat pelarian.
Begitu lemahnya manusia, begitu kerdilnya dan alangkah pendek umurnya.
Namun sering tatkala masih muda dan segar, manusia menyadari bahwa umur
dan kekuatan yang di banggakannya kelak akan sirna. Badan yang gagah
atau semampai akan menjadi bungkuk dan wajahnya akan berkerut.
Semangatnya akan turun dan aktivitasnya pun berkurang.
Anda mungkin pernah melihat seorang yang kaya yang tinggal di istana
megah, mengendarai mobil mewah dan rumahnya dialasi permadani yang
indah. Namun roda terus berputar, tiba2 ia tinggal di tempat yang lebih
buruk dari istananya dahulu, berkendaraan dengan apa yang dulu
dihinanya, berpakaian dengan pakaian yang dulu enggan dipakainya, dan
kini ia makan dengan apa yang dulu baginya makanan yang menjijikan.
Wahai Saudariku…..
Sesungguhnya kelezatan dan keindahan hidup, ketinggian dan
kesempurnaannya tidak lain hanya dengan taat kepada Allah Ta’ala dengan
istiqomah terhadap perintah-Nya dan berjalan di jalan-Nya. Insya Allah
Ta’ala manusia2 begini hidupnya senantiasa bahagia, tenang, tidak
bersedih hati, memaafkan orang yang menzaliminya, mengampuni kesalahan
orang yang jahat kepada dirinya, belas kasih dan hormat kepada orang
lain. Dia tidak merasa berat dalam membantu kebutuhan orang lain, dan
sepenanggungan dalam suka dan duka. Dia tidak berlebih2an dalam
menjalankan perintah Allah Ta’ala, baik yang kecil maupun yang besar,
bahkan menjadikan setiap amal perbuatan agar dapat mendekatkan diri
pada-Nya. Ketika menjumpai musibah, ia hadapi dengan kesabaran dan penuh
dengan kerelaan hati, dan tatkala maut dating menjemput, dilihatnya
bahwa itu adalah akhir dari perjuangannya di dunia serta merupakan
perjalanan menuju negeri yang abadi.
Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id
-----------
Surat Buat Kaum Hawa
Hawa……
Sadarkah engkau! Sebelum datangnya sinar islam, kita di dzalimi, hak
kita dicerobohi, kita ditanam hidup-hidup. Tiada penghormatan walau
sekecil apapun oleh kaum adam. Tiada nilai di mata adam, kita hanya
sebagai alat untuk memuaskan nafsu mereka. Tapi kini bila rahmat islam
menyelubungi alam, bila sinar islam berkembang, derajat kita diangkat,
marulah kita terperlihara, kita dihargai dan dipandang mulia dan
mendapat tempat di sisi Allah, sehingga tiada sebaik perhiasan dunia,
melainkan wanita shalihah.
Wahai Hawa…..
Kenapa engkau tidak menghargai nikmat iman dan islam itu? Kenapa mesti
engkau kaku dalam mentaati ajaran-Nya? Kenapa masih segan mengamalkan
isi kandungan al-qur’an dan kenapa masih was-was dalam mentaati
perintah-Nya?
Wahai Hawa…..
Tangan yang mengguncang buaian boleh mengguncang dunia. Sadarkah
hawa….kamu dapat mengguncang dunia dengan melahirkan manusia-manusia
yang salih dan shalihah. Engkau bisa menggetarkan dunia dengan menjadi
istri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang
sejati dalam menegakkan islam di muka dunia.
Tapi Hawa…..
Jangan sesekali engkau mengguncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu
dan dengan ayu wahajmu, dengan lenggok tubuhmu. Jangan engkau
menghentakkan kakimu untuk menyatakan kehadiranmu.
Jangan Hawa…..
Jangan sesekali menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu sendiri,
karena aku khawatir itu mengundang kemurkaan dan kebencian Allah, tetapi
memberi kebahagiaan pada syetan, karena wanita adalah jala setan, alat
yang dieksplotasi oleh syetan dalam menyesatkan adam.
Hawa…..
Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang shalihah buat kedua ibu
bapakmu, andai engkau seorang istri, jadilah istri yang meringankan
beban suami, andai engkau seorang ibu, didiklah anakmu sampai tak gentar
memperjuangkan “ISLAM”.
Hawa…..
Andai engkau belum menikah, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa
akan janji Tuhan kita..”wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang
baik”. Jangan menggadaikan kehormatanmu hanya semata-mata untuk seorang
lelaki. Jangan memakai pakaian yang menampakkan sosok tubuhmu hanya
untuk menarik perhatian dan memikat kaum laki-laki, karena kau tidak
memikat hatinya, tapi merangsang nafsunya…..
Hawa…..
Jangan kau memulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan mahrommu, karena
aku khawatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam,
dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan…..takut
akhirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri..
Hawa…..
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang shalih tidak
memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang wara tidak menilai
wanita dari keayuannya, kemanjaannya, serta kemampuannya mengguncang
iman mereka.
Tetapi Hawa…..
Lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, pribadinya dan
keimanannya, lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan
wanita yang bukan mahramnya, karena dia takut memberi kesempatan pada
syetan untuk menggodanya, lelaki yang wara tidak mau bermain cinta,
sebab dia tahu apa tujuan dalam sebuah hubungan antara laki-laki dan
wanita, yaitu “pernikahan”.
Oleh itu Hawa…..
Jaga pandanganmu, jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan
pendirianmu. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari dalam untukmu,
cukuplah hanya cinta Allah yang menyinari dan memenuhi jiwamu. Biarlah
hanya cinta kedua ibu bapakmu yang memberi kehangatan dan kebahagiaan
buat dirimu. Cukuplah sekedar cinta adik kakak serta keluarga yang akan
membahagiakan dirimu.
Hawa…..
Cintailah Allah Ta’aladi kala susah dan senang, karena kau akan
memperoleh cinta dari insan yang mencintai Allah. Cintailah ibu bapakmu,
karena kau akan memperoleh keridhoan Allah. Cintailah keluarga, karena
tiada cinta semurni cinta keluarga.
Hawa…..
Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang mengguncang buaian ini
dapat mengguncang dunia dalam mencapai keridhoan Ilahi…..jangan sesekali
tangan ini juga mengguncang keimanan kaum adam…..
Suatu saat ada yang harus pergi, Suatu saat ada yang harus datang.
Mungkin yang pergi tak akan kembali, dan mungkin yang datang hanya
sebentar.
Kontributor : Ervi Yusria Ervi.Yusria@snsgroup.co.id
------------
13 Penawar racun KEMAKSIATAN
Tiga Belas Penawar Racun Kemaksiatan
Berikut ini ada beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan.
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu berkata, ''Orang beriman melihat
dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung
tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa)
dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.''
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Janganlah kamu
meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu
seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa
ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang
yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan
membinasakannya.'' (HR. Ahmad dengan sanad yang hasan)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Semua umatku dimaafkan
kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk mujaharah
ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari
kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah
menutupinya, ia berkata, 'Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan
demikian dan demikian'. Pada maalm hari Tuhannya telah menutupi
kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang
menutupinya.'' (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Taubat nasuha yang tulus
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Allah lebih bergembira
dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara
kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus.
Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu
terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia
menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keaadaan bersedih
terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba
kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya.
Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, 'Ya Allah Engkau adalah
hambaku dan aku adalah Tuhanmu'. Ia salah ucap karena sangat
bergembira''. (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka ulangilah bertaubat
Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata, ''Sebaik-baik kalian adalah
setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.'' ditanyakan,
'Jika ia mengulangi lagi?' Ia menjawab, 'Ia beristighfar kepada Allah
dan bertaubat.' Ditanyakan, 'Jika ia kembali berbuat dosa?' Ia menjawab,
'Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.' Ditanyakan, 'Sampai
kapan?' Dia menjawab, 'Sampai setan berputus asa.'''
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia
temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauh darinya secara
keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam beristighfar kepada Allah dalam
sehari lebih dari 70 kali (dalam hadits lain 100 kali).
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar
atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak
melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam
kemksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu)
lebih mendominasi dirinya daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak
dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Bertakwalah kepada
Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan
maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta
perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.'' (HR. Ahmad dan
Tirmidzi. Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih))
10. Merealisasikan tauhid
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Allah 'Azza wa Jalla
berfirman, 'Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan
pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan
keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau
diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka
Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku
sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang
kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari.
Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan
Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang
sama.'' (HR. Muslim dan Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan sesorang bersama mereka,
walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal
c. Manusia itu ada 3 golongan
i. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya
dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
ii. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan
menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia
berharapa suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
iii. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan
menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat
dipetik dari persahabatan yang baik
e. Tidak ada alasan untuk berpisah dengan orang-orang yang baik
12. Jangan tinggalkan da'wah
Said bin Jubair berkata, ''Sekiranya sesorang tidak boleh menyuruh
kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya
sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang menyeru kepada
kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.'' Imam malik berkomentar, ''Ia
benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan).''
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menceritakan kepada para shahabat
bahwasanya seseorang berkata, ''Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni
si fulan.'' Allah swt berkata, ''Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku
bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni
dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.'' (HR. Muslim).
Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id
-----------
Disadur secara ringkas dari buku 13 Penawar Racun kemaksiatan
(terjemahan dari kitab Sabiilun najah min syu'mil ma'shiyyah) karangan
Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy, terbitan Darul Haq, Jakarta.
KERIDLAAN ALLAH PEMBERIAN PALING BESAR BAGI PENGHUNI SURGA
belum lengkap rasanya menikmati kesenangan dan
kebahagian di dalam surga kalau tidak mendapat ridla Allah.
keridlaan Allah adalah kunci dari ketenangan batin penghuni
surga. apa artinya masuk surga dan merasakan segala kenikmatannya kalau tidak dapat ridla Allah .
kerena itu,keridlaan Allah merupakan pemberian yang paling besar dar
i segala bentuk pemberian kenikmatan surgawi.
sebagaimana d jelaskan rasulullah dalam sabdanya:
Allah memangil penghuni surga:"wahai ahli surga".
mereka menjawab:"labbaik YaTuhanku,segala kebaikan adaberada di tanganmu".maka di tanya:"apakah kamu telah
puas".mereka menjawab:megapakah kami tidak puas,
padahal engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak engkau berikan pada seorang pun dari makluk mu"
lantas Allah berfirman:sukakah bila aku memberikan
suatu yang melebihi dari semua itu?".mereka bertanya:pemberian apakah yang melebihi
semua pemberian ini?".Allah berfirman:"aku tetapkan kepada kalian keridlaanku
maka aku tidak akan murka kepada kalian selamanya".
dalam tafsir surat yasin, Allah berfirman:
d surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.(Surat Yasin:57)
maksudnya :apa yang mereka harapkan dan apa yang mereka inginkan.
Diriwayatkan
dari ibnu abbas r.a sesungguhnya Nabi Saw bersabda:"apa yang tergores
di hati penduduk surga sebelum hal itu di sampaikan di lisan
mereka,sesuatu itu telah berada d hadapanya.
lalu Allah
berfirman:"aku telah memberikan pada kalian apa yang kalian harapkan
adakah kalian rela menerima pemberian dari ku?"maka penduduk surga
menjawab:wahai tuhan kami, mintalah kepadaku apa yang kalian
angan-angankan". lantas hamba-hamba itu meminta Allah apa yang d
harapkannya.
Kemudian Allah
berfirman:"aku akan memberikan sesuatu yang melebihi dari pemberian
yang pertama.penduduk surga kemudian bertanya:"wahai tuhan kami,apa
pemberian itu,yang melebihi dari pemberian yang pertama ini?".
Allah lantas berfirman:aku telah meridlai kalian,dan aku tidak akan marah kepada kalian untuk selamanya."
dengan demikian, keridlaan Allah adalah suatu yang sangat berharga,
yang
selalu harap oleh setiap orang yang beriman,tanpa keridlaan
Allah,manusia akan jauh dari ketenangan dan kebahagiaan,baik di dunianya
mau pun di akhirat . lebih -lebih bagi penghuni surga,keridlaan Allah
merupakan legalitas yang sangat d butuhkan untuk bisa tenang dalam
mendiami surga.
oleh Lala Spr pada 07 Oktober 2011 jam 19:48
belum lengkap rasanya menikmati kesenangan dan
kebahagian di dalam surga kalau tidak mendapat ridla Allah.
keridlaan Allah adalah kunci dari ketenangan batin penghuni
surga. apa artinya masuk surga dan merasakan segala kenikmatannya kalau tidak dapat ridla Allah .
kerena itu,keridlaan Allah merupakan pemberian yang paling besar dar
i segala bentuk pemberian kenikmatan surgawi.
sebagaimana d jelaskan rasulullah dalam sabdanya:
Allah memangil penghuni surga:"wahai ahli surga".
mereka menjawab:"labbaik YaTuhanku,segala kebaikan adaberada di tanganmu".maka di tanya:"apakah kamu telah
puas".mereka menjawab:megapakah kami tidak puas,
padahal engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak engkau berikan pada seorang pun dari makluk mu"
lantas Allah berfirman:sukakah bila aku memberikan
suatu yang melebihi dari semua itu?".mereka bertanya:pemberian apakah yang melebihi
semua pemberian ini?".Allah berfirman:"aku tetapkan kepada kalian keridlaanku
maka aku tidak akan murka kepada kalian selamanya".
dalam tafsir surat yasin, Allah berfirman:
d surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.(Surat Yasin:57)
maksudnya :apa yang mereka harapkan dan apa yang mereka inginkan.
Diriwayatkan
dari ibnu abbas r.a sesungguhnya Nabi Saw bersabda:"apa yang tergores
di hati penduduk surga sebelum hal itu di sampaikan di lisan
mereka,sesuatu itu telah berada d hadapanya.
lalu Allah
berfirman:"aku telah memberikan pada kalian apa yang kalian harapkan
adakah kalian rela menerima pemberian dari ku?"maka penduduk surga
menjawab:wahai tuhan kami, mintalah kepadaku apa yang kalian
angan-angankan". lantas hamba-hamba itu meminta Allah apa yang d
harapkannya.
Kemudian Allah
berfirman:"aku akan memberikan sesuatu yang melebihi dari pemberian
yang pertama.penduduk surga kemudian bertanya:"wahai tuhan kami,apa
pemberian itu,yang melebihi dari pemberian yang pertama ini?".
Allah lantas berfirman:aku telah meridlai kalian,dan aku tidak akan marah kepada kalian untuk selamanya."
dengan demikian, keridlaan Allah adalah suatu yang sangat berharga,
yang
selalu harap oleh setiap orang yang beriman,tanpa keridlaan
Allah,manusia akan jauh dari ketenangan dan kebahagiaan,baik di dunianya
mau pun di akhirat . lebih -lebih bagi penghuni surga,keridlaan Allah
merupakan legalitas yang sangat d butuhkan untuk bisa tenang dalam
mendiami surga.
Kisah Bakti Salafush Shalih kepada Kedua Orang Tua Mereka
1. Dari Dawud bin Qais, dia berkata, “Abu Murrah pernah mengabarkan
kepadaku bahwa bila Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu hendak pergi,
setelah mengenakan pakaian dia datang kepada ibunya lalu berkata,
‘Semoga keselamatan dan keberkahan terlimpah kepadamu wahai ibu. Semoga
engkau mendapatkan balasan kebaikkan dari Allah karena engkau telah
memeliharaku’, kemudian bila pulang dia pun mengatakan seperti itu” (HR.
al Bukhari dalam Adabul Mufrad)
2. Dari Mundzir ats Tsauri, dia berkata, “Muhammad bin al Hanafiyah
biasa menyisir rambut ibunya” (Kitab Al Birr wa Shilah no. 34)
3. Abdullah bin Ja’far al Maruzi berkata, “Muhammad bin Basyir
pernah berkata, ‘Pernah saya bermaksud untuk keluar (dari Bashrah),
namun ibu saya melarang. Saya pun menaati larangan ibuku. Karena
ketaatanku itu saya mendapatkan berkah’” (Kitab Siyar A’lam an Nubala
XII/145)
4. Muhammad bin Munkadir berkata, “Pernah semalaman saya memijat
kaki ibuku, sementara saudaraku, Umar, waktu itu semalaman juga
melakukan shalat. Saya tidak menganggap amalan malam Umar lebih baik
dari amalan malamku” (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/405)
5. Abu Ishaq ar Riqqi al Hambali, ketika menyebutkan biografi
Abdullah bin Aun berkata, “Pernah suatu ketika dia dipanggil oleh
ibunya. Tanpa disadari dia mengeraskan suara melebihi suara ibunya.
Karena hal tersebut dia membebaskan 2 orang budak” (Kitab Ahsan al
Mahasin hal. 348)
6. Ibnu Abbas radhiyallaHu ‘anHu pernah berkata, “Sesungguhnya
Allah menghapus hukuman terhadap Sulaiman bin Dawud ‘alaiHis salam
berkenaan dengan kasus burung hud – hud disebabkan dia berbuat baik
kepada ibunya” (Kitab Bahjah al Majalis hal. 759)
7. Berkata Anas bin an Nadhar al Asyja’i, “Suatu malam ibu Ibnu
Mas’ud radhiyallaHu ‘anHu meminta air. Ibnu Mas’ud pun mengambil air,
lalu dibawa kepada ibunya. Ternyata ibunya telah tertidur, maka dia pun
berdiri menunggui ibunya hingga pagi” (Kitab Birrul Walidain hal. 550)
8. Muhammad bin al Munkadir pernah meletakkan pipinya ke tanah,
lalu berkata kepada ibunya, “Bangkit dan letakkanlah kakimu di atas
pipiku” (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/356)
9. Suatu saat ketika Manshur bin al Mu’tamir duduk – duduk di
rumahnya, tiba – tiba ibunya memanggil dengan nada yang agak kasar,
“Wahai Manshur, anak laki – laki Hubairah, aku membutuhkan kamu untuk
suatu urusan, apakah kamu enggan !?”. Manshur menempelkan jenggot pada
dadanya, sedikit pun dia tidak berani mengangkat kepalanya dan
menghadapkan wajah kepada ibunya. (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/359)
10. Suatu ketika Ibnul Hasan at Tamimi hendak membunuh kalajengking,
tetapi kalajengking itu masuk ke lubang. Dia memberanikan diri
memasukkan jari – jarinya ke dalam lubang tersebut meskipun harus rela
disengat. Orang – orang berkata kepadanya, “Kamu ini bagaimana !?”.
Dia menjawab, “Saya khawatir kalajengking tadi keluar, lalu merayap ke
tempat ibuku dan menyengatnya” (Kitab Tahdzib Siyar A’lam an Nubala hal.
541)
11. Suatu ketika Umar ditanya, “Bagaimana bentuk bakti anakmu kepadamu
?”, Umar menjawab, “Setiap kali berjalan di siang hari bersamaku, dia
selalu berjalan di belakangku dan setiap kali berjalan di malam hari dia
bersamaku, dia selalu berjalan di depanku. Begitu pula ketika tidur,
dia tidak pernah tidur di atas bila saya berada di bawah” (Kitab ‘Uyun
al Akhbar III/97)
12. Usamah radhiyallaHu ‘anHu pernah membeli kurma untuk ibunya
walaupun ketika itu harga kurma sangat mahal. Orang – orang berkata
kepadanya, “Apa yang membuatmu berani membeli kurma dengan harga 1000
dirham ?”, lalu dia menjawab, “Saya punya prinsip, bila ibu saya meminta
sesuatu yang saya mampu memenuhinya pasti akan saya penuhi” (Kitab ath
Thabaqat II/527)
13. Orang – orang bertanya kepada Zainal Abidin, “Sungguh kamu adalah
orang yang sangat berbakti kepada ibumu. Tetapi kami tidak pernah
melihat kamu makan bersama ibumu dalam satu piring ?”, dia menjawab,
“Saya khawatir mendahului makan makanan yang hendak dimakan ibu saya,
karena menurut saya itu termasuk tindakkan durhaka kepadanya” (Kitab
Wafayat al A’yan III/268)
Maraji’ :
Kisah – kisah Teladan Bakti Anak kepada Ibu Bapak, Syaikh Ibrahim al
Hazimi, Media Hidayah, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Dzulhijjah 1425
H/Maret 2004 M
Do’a Sang Pengantin
Ya Allah,
Andai kau berkenan, limpahkanlah kepada kami cinta
Yang kau jadikan pengikut rindu rasulullah dan siti khadijah al-sulira
Yang kau jadikan mata air kasih sayang imam ali dan fatimah azzahra
Yang kau jadikan penghias keluarga nabi-mu yang suci…
Ya Allah
Andai semua itu tak layak bagi kami,
Maka cukupkanlah permohonan kami dengan ridho-mu,
Jadikan kami suami isteri yang saling mencintai di kala dekat,
Saling menjaga kehormatan di kala jauh,
Saling menghibur di kala duka,
Saling mengingatkan di kala bahagia,
Saling mendo’akan dalam kebaikan dan ketaqwaan,
Saling menyempurnakan didalam ibadah…
Ya Allah
Sempurnakannlah kebahagian kami
Dengan menjadikan perkawinan ini sebagai ibadah kepada-mu
Dan bukti pengikatan cinta kami kepada sunnah rasul-mu
Amin ya rabbal ‘alamin
Kontributor: Nurman E. Hardiansyah Nurman.Hardiansyah@snsgroup.co.id
------------
Jambi, Mei 2006
Andaikata Rasulullah Menjadi Tamu Kita
Bayangkan apabila Rasulullah dengan seijin Allah tiba-tiba muncul
mengetuk pintu rumah kita. Beliau datang dengan tersenyum dan muka
bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan? Mestinya
kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas
mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya
akan meminta dengan sangat agar Rasulullah sudi menginap beberapa hari
di rumah kita. Beliau tentu tersenyum........
Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah menunggu sebentar di depan
pintu karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah
dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.
Beliau tentu tetap tersenyum........
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang
yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga
memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa.
Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di
ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.
Beliau tentu tersenyum.......
Bagaimana bila kemudian Rasulullah bersedia menginap di rumah kita?
Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada
menghapal Shalawat kepada Rasulullah SAW.
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun
sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mempelajarinya.
Beliau tentu tersenyum........
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama
keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai
anggota Indonesian Idols atau AFI.
Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang
shalat. Atau barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita
tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada
Rasulullah.
Beliau tentu tersenyum........
Belum lagi koleksi buku-buku kita. Belum lagi koleksi kaset kita. Belum
lagi koleksi karaoke kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi
tersebut demi menghormati junjungan kita?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak
pernah ke masjid meskipun adzan berbunyi.
Beliau tentu tersenyum........
Barangkali kita menjadi malu karena pada saat Maghrib keluarga kita
malah sibuk di depan TV.
Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh
waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi.
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah
menjalankan shalat sunnah.
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca
Al-Qur'an.
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga
kita.
Beliau tentu tersenyum.......
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan kepada kita
siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita.
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah bertanya tentang nama dan
alamat tukang penjaga masjid di kampung kita.
Betapa senyum beliau masih ada di situ........
Bayangkan apabila Rasulullah tiba-tiba muncul di depan rumah kita. Apa
yang akan kita lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan
mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita?
Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung
ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.
Maafkan kami ya Rasulullah.........
Masihkah beliau tersenyum?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir........
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata
Rasulullah........
Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan suatu kombinasi
kebahagiaan.
Jangan jadikan Penghalang sebagai hambatan, tetapi jadikan sebagai
pendorong aktifitas.
Siapa yang mendiamkan saja kejahatan merajalela, dia itu membantu
kejahatan!
Sehalus-halusnya musibah adalah ketika kedekatan kita denganNya
perlahan-lahan terenggut dan itu biasanya ditandai dengan menurunnya
kualitas ibadah
Kontributor : Joko Purwanto Joko.Purwanto@snsgroup.co.id
------------
Anak Kecil dan Neraka
Ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, ketika dia
berjalan-jalan, terpandang seorang anak kecil sedang mengambil wudhu'
sambil menangis. orang tua itupun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu
menangis?" Maka berkata anak kecil itu, "Wahai bapak, saya telah
membaca ayat al-Qur'an yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu
anfusakum" yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu
sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan
ke dalam api neraka."
Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya
kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalm api neraka."
Berkata anak kecil itu, "Wahai bapak, engkau adalah orang yang berakal,
tidakkah bapak lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali
yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu
kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil
ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa."
Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih
takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan
kami nanti?"
Kontributor : Dwi Yoga Dwi.Yoga@snsgroup.co.id
------------
Senangkan Orang Tua Semasa Hidup!
Usia ayah telah mencapai 70 tahun, namun tubuhnya masih kuat. Dia mampu
mengendarai sepeda ke pasar yang jauhnya lebih kurang 2 kilometer untuk
belanja keperluan sehari-hari. Sejak meninggalnya ibu pada 6 tahun lalu,
ayah sendirian di kampung. Oleh karena itu kami kakak-beradik 5 orang
bergiliran menjenguknya.
Kami semua sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari kampung halaman di
Teluk Intan. Sebagai anak sulung, saya memiliki tanggung jawab yang
lebih besar. Setiap kali saya menjenguknya, setiap kali itulah istri
saya mengajaknya tinggal bersama kami di Kuala Lumpur.
"Nggak usah. lain kali saja.!"jawab ayah. Jawaban itu yang selalu
diberikan kepada kami saat mengajaknya pindah. Kadang-kadang ayah
mengalah dan mau menginap bersama kami, namun 2 hari kemudian dia minta
diantar balik. Ada-ada saja alasannya.
Suatu hari Januari lalu, ayah mau ikut saya ke Kuala Lumpur. Kebetulan
sekolah masih libur, maka anak-anak saya sering bermain dan
bersenda-gurau dengan kakek mereka. Memasuki hari ketiga, ia mulai minta
pulang. Seperti biasa, ada-ada saja alasan yang diberikannya. "Saya
sibuk, ayah. tak boleh ambil cuti. Tunggulah sebentar lagi. akhir minggu
ini saya akan antar ayah," balas saya. Anak-anak saya ikut membujuk
kakek mereka. "Biarlah ayah pulang sendiri jika kamu sibuk. Tolong
belikan tiket bus saja yah." katanya yang membuat saya bertambah kesal.
Memang ayah pernah berkali-kali pulang naik bus sendirian.
"Nggak usah saja yah." bujuk saya saat makan malam. Ayah diam dan lalu
masuk ke kamar bersama cucu-cucunya. Esok paginya saat saya hendak
berangkat ke kantor, ayah sekali lagi minta saya untuk membelikannya
tiket bus. "Ayah ini benar-benar nggak mau mengerti yah. saya sedang
sibuk, sibuuukkkk!!!" balas saya terus keluar menghidupkan mobil.
Saya tinggalkan ayah terdiam di muka pintu. Sedih hati saya melihat
mukanya. Di dalam mobil, istri saya lalu berkata, "Mengapa bersikap
kasar kepada ayah? Bicaralah baik-baik! Kasihan khan dia.!" Saya terus
membisu.
Sebelum istri saya turun setibanya di kantor, dia berpesan agar saya
penuhi permintaan ayah. "Jangan lupa, Pa.. belikan tiket buat ayah,"
katanya singkat. Di kantor saya termenung cukup lama. Lalu saya meminta
ijin untuk keluar kantor membeli tiket bus buat ayah.
Pk. 11.00 pagi saya tiba di rumah dan minta ayah untuk bersiap. "Bus
berangkat pk. 14.00," kata saya singkat. Saya memang saat itu bersikap
agak kasar karena didorong rasa marah akibat sikap keras kepala ayah.
Ayah tanpa banyak bicara lalu segera berbenah. Dia masukkan baju-bajunya
kedalam tas dan kami berangkat. Selama dalam perjalanan, kami tak
berbicara sepatah kata pun.
Saat itu ayah tahu bahwa saya sedang marah. Ia pun enggan menyapa saya.!
Setibanya di stasiun, saya lalu mengantarnya ke bus. Setelah itu saya
Pamit dan terus turun dari bus. Ayah tidak mau melihat saya, matanya
memandang keluar jendela. Setelah bus berangkat, saya lalu kembali ke
mobil. Saat melewati halaman stasiun, saya melihat tumpukan kue pisang
di atas meja dagangan dekat stasiun. Langkah saya lalu terhenti dan
teringat ayah yang sangat menyukai kue itu. Setiap kali ia pulang ke
kampung, ia selalu minta dibelikan kue itu. Tapi hari itu ayah tidak
minta apa pun.
Saya lalu segera pulang. Tiba di rumah, perasaan menjadi tak menentu.
Ingat pekerjaan di kantor, ingat ayah yang sedang dalam perjalanan,
ingat Istri yang berada di kantornya. Malam itu sekali lagi saya
mempertahankan ego saya saat istri meminta saya menelpon ayah di kampung
seperti yang biasa saya lakukan setiap kali ayah pulang dengan bus.
Malam berikutnya, istri bertanya lagi apakah ayah sudah saya hubungi.
"Nggak mungkin belum tiba," jawab saya sambil meninggikan suara.
Dini hari itu, saya menerima telepon dari rumah sakit Teluk Intan. "Ayah
sudah tiada." kata sepupu saya disana. "Beliau meninggal 5 menit yang
lalu setelah mengalami sesak nafas saat Maghrib tadi." Ia lalu meminta
saya agar segera pulang. Saya lalu jatuh terduduk di lantai dengan
gagang telepon masih di tangan. Istri lalu segera datang dan bertanya,
"Ada apa, bang?" Saya hanya menggeleng-geleng dan setelah agak lama baru
bisa berkata, "Ayah sudah tiada!!"
Setibanya di kampung, saya tak henti-hentinya menangis. Barulah saat Itu
saya sadar betapa berharganya seorang ayah dalam hidup ini. Kue pisang,
kata-kata saya kepada ayah, sikapnya sewaktu di rumah, kata-kata istri
mengenai ayah silih berganti menyerbu pikiran.
Hanya Tuhan yang tahu betapa luluhnya hati saya jika teringat hal itu.
Saya sangat merasa kehilangan ayah yang pernah menjadi tempat saya
mencurahkan perasaan, seorang teman yang sangat pengertian dan ayah yang
sangat mengerti akan anak-anaknya. Mengapa saya tidak dapat merasakan
perasaan seorang tua yang merindukan belaian kasih sayang anak-anaknya
sebelum meninggalkannya buat selama-lamanya.
Sekarang 5 tahun telah berlalu. Setiap kali pulang ke kampung, hati saya
bagai terobek-robek saat memandang nisan di atas pusara ayah. Saya
tidak dapat menahan air mata jika teringat semua peristiwa pada
saat-saat akhir saya bersamanya. Saya merasa sangat bersalah dan tidak
dapat memaafkan
diri ini.
Benar kata orang, kalau hendak berbakti sebaiknya sewaktu ayah dan ibu
masih hidup. Jika sudah tiada, menangis airmata darah sekalipun tidak
berarti lagi.
Kontributor : Dwi Yoga Dwi.Yoga@snsgroup.co.id
------------
Hanya Ada 2 Pilihan
Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak
cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan
satu pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri
acara itu. Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat
satu topik:
'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala
proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna / alami.
Namun tidak demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat
mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah,
bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? ' Para
peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.
Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak
seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari
lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari
bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia". Kemudian ayah
tersebut menceritakan kisah berikut:
Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang
anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau piker
mereka akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan
anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam
tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan
untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan
dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar
kondisi fisiknya yang cacat.
Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay
dapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu
melihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan
sekaran sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami
dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak
kesembilan nanti'
Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim
dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan
dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah
yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.
Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun
masih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan
sarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang
mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam
permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar
terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada
akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan
dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan
mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya. Pada
kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan
untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka?
Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.
Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay
bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar,
apalagi berhubungan dengan bola itu.
Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang
pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan
menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil
beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga
Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan
pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput.
Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar
bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun
kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan
kembali kearah pitcher.
Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja
dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan
permainan akan berakhir. Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati
baseman pertama, jauh dari jangkauan semua anggota tim. Penonton
bersorak dan kedua tim mulai berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari
ke base satu!". Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari
sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan
membelalakkan matanya. Semua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke
base dua!"
Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia
terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base
dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang
bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya,
dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim
untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola
itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang
pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu
tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari
menuju base ketiga. Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay,
teruskan perjuanganmu Shay" Shay mencapai base ketiga saat seorang
pemain lawan berlari ke arañilla dan memberitahu Shay arah selanjutnya
yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para
pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak,
"Shay, larilah ke home, lari ke home!". Shay berlari ke home, menginjak
balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand
slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.
Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di
wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta
yang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.
Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim
dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen
dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat
ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air
mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya.
----------------Kontributor : Dwi Yoga Dwi.Yoga@snsgroup.co.id
------------
Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara
mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung diantara
mereka.
Kita semua mempunyai banyak pilihan dalam hidup setiap harinya untuk
dapat memahami "kejadian alami dalam hidup". Begitu banyak hubungan
antar 2 manusia yang kelihatan remeh, sebenarnya telah meninggalkan 2
pilihan bagi kita:
Apakah kita telah meninggalkan cinta dan kemanusiaan atau, Apakah kita
telah melewatkan kesempatan untuk berbagi kasih dengan mereka yang
kurang beruntung, yang menyebabkan hidup ini menjadi dingin?
Anak Autis Yang Disayang Allah
Maaf tulisannya agak panjang.... nulisnya berurai air mata, tapi rasanya
ada agak plong setelah bisa cerita panjang lebar kepada rekan rekan
semua. Saya berharap ada hikmah yang bisa diambil dari meninggalnya
Alif.
--------------------
Alif berumur 8 tahun 9 bln ketika meninggal, kelas 3 Michael Jordan di
SD Lazuardi-Cinere. Alif mempunyai daya tahan tubuh yang bagus (tinggi
137 cm dengan berat 41.5kg), sehingga waktu awal Desember'05 adik2nya
kena campak dan flu, Alif sehat sehat saja.
Pada tgl 9 November'05 Alif disunat di dr Ariono (ngikut jejakIkhsannya
Bu Ita). Alif sendiri yang ngotot minta disunat setelah Lebaran, dan
minta gitara sebagai hadiahnya. Perkembangan Alif sangat membanggakan,
baik edukasi, sosialisasi, komunikasi, dan perilaku.
Sewaktu acara Isra Mi'raj di Lazuardi, Alif mengikuti lomba pidato dan
berhasil menjadi juara 1. Pada saat pengumuman pemenang, Alif diminta
tampil lagi berpidato di depan seluruh murid & guru SD & SMP
Lazuardi.Adiknya Alif (Ifi) yg juga bersekolah di Lazuardi (kls 2),
cerita ke saya "Bunda, kakak Alif hebat deh, pidatonya bagus..gayanya
juga keren", Alif menimpali "pidatoku kayak Bung Karno Bun...".
Alif juga hobby musik, les drum di Purwacaraka, dan setelah sunat
dibelikan gitar krn diapun minat belajar gitar. Gurunya bilang : "kalau
game tebak lagu, pasti diborong Alif, dari mulai lagu Peterpan, Jamrud,
Gigi, Koes Plus, lagu2 baru di MTV, sampai lagu Oma Irama.....Alif pasti
tau".
Alif juga pencinta bola, ikut ekskul bola di sekolah, dan tidak pernah
absen nonton pertandingan bola. Alif rajin sholat, jika Ayah tidak ada
di rumah maka Alif yang jadi imam sholat untuk Bunda & adik2nya.
Setiap Subuh, dia membangunkanku untuk sholat. Dia nyalakan lampu kamar,
matikan AC dan buka pintu, supaya aku tidak berlama lama di bawah
selimut.
Ketika dia melakukan kesalahan, dan Bundanya cemberut, dia pasti
langsung memelukku Ibun..(panggilan sayangnya untuk Bunda)", dan kalau
aku diam saja dia akan bilang " Ibun cantik, sayangku...cintaku...maafin
aku dong Bun".
Biasanya saya luluh juga dan memeluk dia,menggelitik lehernya, sampai
dia tertawa kegelian.
HARI HARI TERAKHIR ALIF
Semuanya terus berjalan seperti biasanya, tapi bedanya setelah disunat
Alif sangat manja sama Bundanya, maunya dipeluk2, duduk dipangkuan,
sambil cium2 dan bilang "I love you Ibun..."
Hari Kamis (15/12/05) ada acara ke Sea World dengan teman2 & guru2
Lazuardi, disana Alif ikut game dan terlihat happy banget (saya lihat di
foto2nya, gaya Alif sangat ceria). Kamis sore itu, setelah saya pulang
kerja, Alif bilang :"Bun, aku pusing, malam ini gak usah belajar ya...".
Seminggu menjelang EHB tgl 19/12/05, saya sudah menyiapkan soal-soal
latihan yang harus dikerjakan anak2 setiap sore, dan malamnya kita
review bersama-sama. Saya pegang lehernya, sedikit hangat, dan saya
jawab "Ya udah, kakak (panggilan kami untuknya) istirahat aja, biar
nanti sehat waktu EHB".
Dan seperti malam2 sebelumnya, Alif kemudian mengajak saya tidur. Dia
selalu menunggu saya, katanya : "kalau gak dipeluk Bunda, aku gak bisa
tidur". Menurut mbaknya, Alif sudah dikasih Panadol Syrup.
Besoknya, jumat (16/12/05) dia tanya :"aku sekolah gak Bun?" Aku pegang
kening dan lehernya, sudah tidak hangat. Aku jawab :"Rasanya gimana Kak?
Kalau sudah enakan bisa sekolah, tapi kalau masih pusing istirahat saja
di rumah, biar nanti fit untuk EHB". Dan akhirnya diputuskan hari itu
Alif belajar di rumah saja, karena katanya masih pusing. Dan sayapun
pergi ke kantor seperti biasa. Siang saya sempet tlp ke rumah, katanya
Alif males makan tapi akhirnya mau juga makan beberapa suap, dan Alif
sempat muntah setelah makan. Saya tanya :"apanya yang sakit Kak?" dia
jawab :"perutku sakit Bun.." Aku pikir masuk angin atau kecapek’an kali
sehabis dari Sea World. Malam itu sepulang dari kantor, saya liat Alif
habis sholat Maghrib bersama Ayah & Adik2nya, terus tiduran di kamar
bawah dan bilang "malam ini aku mau tidur di kamar bawah saja dengan
Ayah". Bunda : "tumben Kak gak mau tidur dengan Bunda. Ayah kan masih
mandi, Bunda peluk dulu deh sampai kakak tidur". Alif :"Aku mau
istirahat aja sendirian, Bunda jaga adik2 aja". Saya tetap saja peluk
Alif.
Sampai 3x Alif mengatakan kalimat yang sama "Aku mau istirahat
sendirian, Bunda jaga adik2 aja". Sama sekali saya tidak menagkap
firasat apa2.
Akhirnya setelah menemani dia baca do'a sebelum tidur, saya cium dia dan
membisikan "selamat malam sayang, mimpi indah ya...I love you" Alif
menjawab "I love you.." . Ini memang sudah menjadi acara rutin sebelum
tidur.
Sabtu (17/12/05) pagi, ketika saya keluar kamar, Alif sedang duduk
nonton TV. Bunda : "mau sarapan Kak? Bunda suapin ya". Alif :"aku makan
sendiri aja, tapi gak mau nasi, mpek2 aja (tanpa kuah cuka tentunya)".
Mpek2 lenjer memang kesukaan Alif. Dia ngajak jalan ke Pondok Indah
Mall, tapi katanya mau ke dokter dulu biar cepet sembuh. Akupun siap2
untuk mengantar dia ke dokter, lagi2 dia bilang : "aku mau ke dokter
sama Ayah, Bunda pergi dengan adik2 aja, nanti kita ketemu di Mall".
Pagi itu saya bawa adik2nya ke kantorku (ada acara sebentar), dan
setelah itu bisa nyusul Alif & Ayah di PIM . Kita setuju mau jalan
ke PIM 2, mengingat Alif sedang kurang nafsu makan, dan hobbynya makan
Hoka Hoka Bento paket special 1 tanpa mayonaise dan tanpa udang gulung
tepung (biasanya kalau makan ini, Alif jadi semangat makan dan habis 2
porsi). Alif terus dibawa ke dokter di Hermina Depok, menurut dokter
hanya gejala flu dan dikasih parasetamol untuk mengurangi pusingnya.
Siang itu Alif hanya makan sedikit, dan tidak lama kemudian muntah.
Sempat pesan hot tea di Regal Cafe, Alif terus tiduran di kursi. Jam 4
sore pulang ke rumah. Dia minta dibelikan bakso, tetapi baru habis 2
bakso, dia muntah lagi. Dikasih Vometa syrup agar dia tidak mual.
Akhirnya tiduran sambil nonton bola di TV, masih berceloteh
mengomentari permainan bola. Sejak jam 20.30 sesekali dia bilang dadanya
sakit dan bilang "aku gak bisa muntah lagi Bun". Kita berpikir mungkin
karena perutnya kosong dan dia mual, jadi dadanya terasa ketarik.
Kemudian dia sempat buang air besar 2x di toilet, seperti biasa dia
sudah bisa membersihkannya sendiri.
Kita khawatir dehidrasi, jadi sering kita kasih minum air putih dan
pocari sweat, namun Alif muntah. Tapi kondisinya tidak terlalu
mengkhawatirkan, dia masih jalan bolak balik kamar mandi - tempat tidur.
Ketika saya peluk2, dia bilang : "Bun, adik Rafi mau susu tuh...bikinin
dong".
Ketika terlihat agak lemes, kita putuskan bawa ke rumah sakit
terdekat(Hermina), karena takut keburu dehidrasi. Waktu diajak ke rumah
sakit, Alif mengangkat tangannya :"Gendong aku Ayah...". Sebelum
digendong, sempat saya kasih minum dulu, sekitar 1/4 gelas dia habiskan.
Alif diantar ayahnya ke rumah sakit sambil di gendong, saya nungguin
adik2nya di rumah (Ifi 7 th dan Rafi 5 th) karena mereka tidak mau
ditinggal. Menurut ayahnya, sekitar 10 menit dari rumah, tiba2 nafas
Alif terdengar seperti orang yang sedang mendengkur dan mulut Alif
mengeluarkan busa.
Setelah dipegang, dadanya berhenti berdetak. Ayah dengan panik terus
nyupir ke Hermina Depok sambil satu tangan pegang2 dada Alif, sekitar 10
menit kemudian sampai RS langsung digendong ke UGD. Dokter sempat
melakukan upaya, namun menurut dokter Alif sudah meninggal ketika sampai
di RS. Menurut dokter UGD, Alif kemungkinan kena serangan jantung
karena kuku jari tangan&kakinya, serta bibirnya biru. Saya sempat
tanya apakah ada kemungkinan keracunan, karena dia sempat muntah. Tapi
untuk mengetahui penyebab meninggalnya Alif, perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut (otopsi). Saya gak tega kalau badan Alif harus ditusuk2
jarum dan disayat pisau bedah.
Akhirnya saya & suami pasrah dan membawa Alif pulang ke rumah. Kami
menolak menggunakan ambulans, saya gendong dia di kursi belakang, dan
suami saya nyupir. Saya ingin, untuk terakhir kalinya, menemani &
memeluknya tidur di rumah. Wajah Alif seperti sedang tidur, tenang
sekali, dan bibirnya tersenyum. Malam itu, masih dengan baju tidur,
bantal, dan selimutnya, Alif saya peluk sampai pagi. Ketika dimandikan
paginya, saya lihat di bahu kiri dan punggungnya terlihat biru lebam.
Walaupun dari setelah Subuh Alif sudah selesai dimandikan, namun saya
masih menunggu teman2 & guru sekolahnya Alif datang. Alhamdulillah,
sahabat2 & guru2nya banyak yang datang, dan jam 10.00 hari Minggu
18/12/05) Alif disemayamkan di Pemakaman Umum Kalimulya II Depok.
Banyak yang mengantarkan Alif ke tempat peristirahatan terakhirnya
(Satpam kompleks sempat menghitung iring2an mobil yang mengantar
sebanyak 102 mobil). Alif-ku tersayang telah pergi dengan damai,
ditemani dengan seluruh orang2 yang mencintainya. Selamat jalan
sayang....Bunda sangat bangga sama Kakak yang dengan tenang dan berani
menghadapi maut dengan senyuman. Bunda yakin, Allah pasti membukakan
pintu surga untuk Kakak.....
HASIL RENUNGAN SETELAH ALIF TIADA
Hanya 1 kata yang bisa saya ucapkan pada Alif dan kepada Allah
penciptanya, yaitu "TERIMA KASIH". Terima kasih atas waktu 8 tahun 9
bulan yang telah diberikan oleh-NYA. Dan selama itu, Alif sudah
memberikan rasa yang TER untuk Bunda.
Rasa bahagia yang TERamat sangat, ketika Alif lahir (karena saya
mengalami keguguran 2x dan harus terapi hormon untuk mendapatkan Alif,
serta bed rest total sepanjang kehamilan).
Rasa kagum yang TERamat sangat, ketika melihat Alif tumbuh dengan sehat
dan lucu, setiap orang pasti akan mencubit pipinya yang menggemaskan
dan Alif akan tertawa senang.
Rasa kecewa, bingung, yang TERamat sangat ketika dokter memvonis Alif
autis. Rasa lelah yang TERamat sangat, dalam masa2 pencarian dokter,
terapis,sekolah (ternyata lebih gampang mencari kerja dibanding mencari
sekolah yang tepat untuk Alif), membuat target, evaluasi progress
kemajuan, membuat menu, dsb.
Rasa syukur yang TERamat sangat ketika kemudian jerih payah dan kerja
keras dalam penanganan Alif mulai membuahkan hasil dalam perkembangan
perilaku, komunikasi, sosialisasi, dan edukasi. Rasa bangga yang TERamat
sangat ketika Alif 2 x mendapatkan Student of the Month di kelasnya,
tampil di pentas pentas sekolah (menyanyi, bermain pianika), punya
talenta musik yang luar biasa, juara 1 pidato, punya banyak sahabat,
rajin sholat, ramah & perhatian sama semua orang . Teman, guru,
satpam, orang tua murid yg rajin menunggu di sekolah, saudara, tetangga,
penjaga warung dekat sekolah, sopir2, tukang mpek2, semua akan dia sapa
kalau ketemu.
Rasa sedih yang TERamat dalam, ketika Alif harus pergi meninggalkan
Bunda dengan tiba2. Rasa menyesal yang TERamat sangat tidak bisa
memberikan penanganan yang terbaik di saat2 akhirnya. Sayapun menjadi
jauh lebih sabar setelah memiliki Alif yang special. Banyak hal yang
telah Alif ajarkan kepada saya.. Terima kasih ya Kak......
APA KATA DOKTER ?
Dokter USG RS Hermina : Alif kemungkinan kena serangan jantung akut.
Dokter ahli jantung anak Harapan Kita : kemungkinan Alif dehidrasi
sehingga kekurangan elektrolit , sehingga jantungnya berhenti mendadak.
Dokter ahli bedah jantung RS Gleneagles : kemungkinan Alif pernah kena
virus Kawasaki (Alif memang pernah panas tinggi ketika berumur 2 th dan 6
th) yang menyebabkan pembengkakan koroner, sehingga kurang
sedikitcairan saja, bisa menyebabkan jantungnya berhenti seketika.
Dokter anak di MMC : kemungkinan Alif kekurangan kalium, yang
mempercepat berkurangnya elektrolit sehingga jantungnya berhenti
mendadak.
Sabtu (24/12/05) jadwal Alif ke dr Melly Budiman, saya & suami
datang untuk memberi tahu dr Melly dan mengucapkan terima kasih atas
perhatian dan bimbingan dr Melly kepada Alif selama ini.
Dr Melly terkejut, sambil berderai air mata dia bilang : "Alif tidak
mungkin punya penyakit jantung, saya tau kondisi Alif ", beliau sangat
menyayangkan karena anak penyandang autis yang perkembangannya bagus
seperti Alif, jumlahnya kurang dari 10%, beliau juga ingat ketika
terakhir ketemu, Alif cerita dengan bangga telah jadi juara 1 pidato.
Anak Autis juara pidato, dengan penghayatan, mimik, gerak tubuh, dan
artikulasi yang bagus, disaksikan lebih dari 800 orang, menurut dr Melly
waktu itu ..."Very Amazing"..
Beberapa tanda tanya yg tersisa :
Alif Dehidrasi ? Saya pernah kena dehidrasi, kulit sampai keriput dan
tidak sanggup berdiri karena pusing sekali. Malam itu Alif masih bisa
jalan kesana kemari dan kulitnya segar seperti biasa, matanyapun seperti
biasa (tidak cekung / sayu). Alif kekurangan Kalium ? Bukankah hasil
test rambut menyatakan Alif harus mengurangi Kalium sehingga kita
terpaksa stop pisang kesukaannya.
Alif punya masalah jantung ? Bukankah tgl 9 November dokter Ariono
& dokter anestesi melakukan pemeriksaan awal sehingga mereka berani
melakukan bius total pada Alif, dan memang Alhamdulillah berhasil dengan
baik. By the way, saya percaya semua pihak (termasuk para dokter2 tsb)
sudah memberikan the best effort & knowledgenya untuk Alif. Mungkin
Alif lebih memilih cara seperti ini, dibandingkan kalau sebelumnya
diketahui ada kelainan jantung, dia akan dioperasi, merasakan sakit yang
berkepanjangan, kegiatannya dibatasi, dsb...dsb...
UJIAN BERIKUTNYA
Teka teki penyebab meninggalnya Alif, mendorong saya untuk membawa
adik2nya untuk check jantung ke Harapan Kita pada hari Kamis (22/12/05).
Hasilnya ?
Ternyata Ifi (adiknya Alif yg berumur 7 th 2 bl), sekat serambi
jantungnya bocor sebesar 9.8mm, yang dalam istilah kedokteran disebut
ASD sekundum.
Tersengat petir yang ke 2 membuat saya limbung, namun saya berusaha
tetap tersenyum di depan anak2, terutama Ifi. Saya lakukan cross check
ke dr ahli jantung di RS Gleneagles pada hari Jumat (23/12/05), hasilnya
sama.
Ternyata ini maksud Alif memberikan teka teki penyebab meninggalnya,
agar Bunda memeriksakan adik Ifi dan adik Rafi ke dr. Alif ingin
mengatakan bahwa adik Ifi mempunyai masalah di jantungnya. Seperti pesan
terakhirnya : "aku mau istirahat sendirian, Bunda jaga adik2 aja".
Aduh Kakak....terima kasih...., Kakak sangat baik sekali, di saat
akhirpun masih memikirkan adik2. Barangkali, selama 2 hari terakhir Alif
seperti sengaja menjauh dari Bunda, juga mungkin ada maksudnya. Saat
ini, saya sedang mencari informasi sebanyak mungkin tentang case Ifi,
hari Rabu besok janjian ketemu dengan dr Sukman (RSCM) yang katanya
sudah pengalaman menangani kebocoran jantung dengan teknologi ASO yang
tanpa bedah. Dari beberapa informasi, symptom2 ASD biasanya tidak
terlihat, namun jika gejala2nya sudah muncul biasanya sudah terlambat.
Mohon doanya dari rekan rekan Putera Kembara, agar saya & keluarga
berhasil melewati cobaan ini. Dan jika ada yang mempunyai informasi
apapun terkait dengan ASD, mohon kiranya dapat di share ke Japri saya.
Maaf tulisannya agak panjang.... nulisnya berurai air mata, tapi rasanya
ada agak plong setelah bisa cerita panjang lebar kepada rekan rekan
semua. Saya berharap ada hikmah yang bisa diambil dari meninggalnya
Alif. Yang pasti, bersyukurlah kita semua telah dianugerahi anak
special, yang telah mengajarkan banyak hal agar kita menjadi lebih baik.
Barangkali kalau Allah tidak menitipkan Alif pada saya selama 8 tahun 9
bulan, saya tetap emosional, egois, tidak sabaran, tidak sering
ber"komunikasi" kepada Allah, tidak ber emphaty pada kekurangan orang
lain, dll.
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan mohon doanya.
Nicke (Bundanya Alif)
Kontributor : Dwi Yoga Dwi.Yoga@snsgroup.co.id
------------
kisah tentang Kematian
Ada sebuah kisah, bahwa seorang saleh zaman dulu, pernah meletakkan batu
nisan di depan pintu rumahnya. Tujuannya tak ada lain hanyalah agar
setiap saat ia bisa mengingat kematian. Itu tentu wajar -wajar saja,
sebab datangnya ajal adalah sebuah kepastian, dan tak ada satu mahlukpun
yang mengetahuinya.
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang
apabila telah datang ajalnya. Dan Allah maha mengtahui apa yang kamu
kerjakan. (QS 63:11)
Dan dalam perjlanan hidup saya, saya tidak harus meletakkan batu nisan
di depan pintu rumah saya. Kalau berpikir ke belakang sana, sudah sangat
sering sebenarnya saya diingatkan tentang hal tersebut. Hal-hal yang
seharusnya saya lebih waspada dan cepat-cepat berbuat amal kebaikan.
Sebelum kematian menjemput saya.
Ketika saya berumur sepuluh tahun, adik yang sangat saya sayangi, adik
yang selalu saya gendong ke sana ke mari kalau ibu saya memasak atau ke
kebun, dipanggil oleh Allah Subhanahu wata'ala. Masuk SMP, kembali Allah
mengingatkan saya, dengan meninggalnya bapak saya, yang baru berusia
40-an. Umur yang masih sangat produktif, dan saya masih sangat
membutuhkan pendidikan darinya.
Setelah meninggalnya bapak saya, saya jadi sering sekali pergi ke
kuburan untuk menziarahi makamnya. Atau saya sangat sering pergi ke
tempat tersebut, karena saya sering ikut menggali kubur kalau saudara
atau tetangga saya meninggal.
Dewasa sedikit, saya lebih sering masuk ke liang lahat, untuk
menghadapkan wajah sang mayat ke kiblat, sebelum ditimbun dengan tanah.
Saya sering sekali melihat wajah-wajah terakhir orang yang mau
menghadap-Nya. Atau saya sering sekali diajak oleh mudin, orang yang
mengurusi tentang kematian di kampung untuk menjadi asistennya. Saya
membantu mempersiapkan kain kafan, ikut memandikan jika mayatnya
laki-laki dan sekaligus ikut membantu membungkusnya.
Sebelum saya berangkat merantau ke Brunei, saya banyak dihubungi
tokoh-tokoh masyarkat desa saya, agar saya jangan merantau lagi. Mereka
menginginkan saya agar jadi Kaur Kesra, Kepala Urusan Kesejahteraan
Rakyat. Yaitu suatu struktur organisasi desa yang mengurusi tentang
kesejahteraan rakyat, pernikahan dan sekaligus tentang urusan kematian.
Tapi saya menolak dengan sopan. Saya merasa masih terlalu muda untuk
mengurusi hal kemasyarakatan, dan lebih menghormati senior saya, tentu
yang ilmu agamanya lebih dari saya.
Dan hari-hari ini, alhamdulillah, Allah masih sayang kepada saya, bahwa
di perantauan inipun Allah memberikan pekerjaan dengan sesuatu yang
berhubungan dengan kematian. Setiap hari, kalau saya membuat mie putih
ala Cina, saya harus mencuci kain putih sepanjang lima meter. Kain yang
selalu mengingatkan saya kepada pembungkus mayat. Dan Kalau saya membuat
tahu, juga saya selalu berhadapan dengan kain putih untuk menyaring
susu kedele. Dan tentu saja ini juga mengingatkan saya kepada benda yang
akan dibawa jika kelak kita meninggal dunia.
Saya meraba diri saya, dengan mengingat perbuatan selama hidup saya ini.
Saya mencoba bercermin dengan para salafus shalih, sudah sejauh manakah
jejak mereka yang saya laksanakan. Dan sudah sejauh mana kelayakan saya
jika menghadap-Nya.
Otak saya terus bergerilya. Walaupun otak saya tidak secerdas seperti
para penerima beasiswa, apalagi deretan ilmuwan fisika dan para penerima
hadiah Nobel, seperti Newton misalnya, tapi mudah-muahan Allah
memasukan saya kepada deretan orang-orang cerdas menurut kacamata
khatamul ambiya, Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam. Yang selalu
mengingat akan datangnya kematian. Itulah yang tak henti-hentinya saya
mohonkan pada-Nya.
Semoga Bermanfaat Buat Kita Yang masih Hidup
Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id
------------
LOWONGAN
Kesempatan ini akan diberikan kepada Semua orang tanpa pengecualian.
Anda hanya perlu membaca dan mengerti.
LOWONGAN UNTUK POSISI :
a. Anggota Syurga Dari Awal.
b. Anggota Neraka Dari Awal.
c. Anggota Neraka temporer Kemudian ditransfer ke Syurga.
I. EMPAT KEUNTUNGAN LUMAYAN (untuk posisi a ):
a. Nikmat kubur.
b. Perlindungan di Padang Mahsyar.
c. Keselamatan Meniti Sirath-al mustaqim.
d. Syurga yang kekal abadi.
WAKTU WAWANCARA/INTERVIEW
Kapan saja secara adhoc mulai dari saat membaca iklan ini.
LOKASI WAWANCARA/INTERVIEW:
Dalam kubur (alam barzakh).
SYARAT:
- Tidak diperlukan ijazah
- Tidak diperlukan pangkat atau sertifikat.
- Tidak perlu bawa harta (yang banyak)
- Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi
Hanya diperlukan bawa dokumen asli Iman dan Amal.
Yang melakukan interview; Mungkar dan Nangkir.
INI NIH BOCORAN PERTANYAAN INTERVIEW (6 Soal)
1. Siapa Tuhanmu ?
2. Apa Agamamu ?
3. Siapa Nabimu?
4. Apa Kitabmu?
5. Dimana Kiblatmu ?
6. Siapa Saudaramu?
CARA MELAMAR:
Tak perlu kemana-mana dan bersusah payah, Anda hanya menunggu jemputan
yang berkaliber untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda kapan dan
dimana saja (mungkin sebentar lagi), namanya Izrail.
TIPS UNTUK BERHASIL DALAM WAWANCARA TERTUTUP INI:
Hadist Hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud;
Sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam:
"Sesungguhnya! bila jenazah seseorang diletakkan didalam kubur,
sesungguhnya jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang
mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu.
Jika mayat itu seorang muslim, maka sholat yang dilakukannya ketika
beliau masih hidup akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan di
sebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan
kebajikan sedekah, silaturrohim, masalah kebajikan dan ihsan diletakkan
diujung kedua kakinya.
Ia akan didatangi malaikat dari bagian kepala, maka sholat itu berkata
kepada malaikat: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat
berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya: dari bagianku
tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kiri, maka
zakat berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian
dia didatangi dari arah ujung kakinya dan berkatalah amal kebajikan: di
bahagianku tidak ada jalan masuk.
Maka malaikat berkata kepadanya: Duduklah kamu! Kepadanya (mayat)
diperlihatkan matahari yang sudah mulai terbenam, lalu malaikat bertanya
kepada mayat itu: Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki
(Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam) yang kamu dahulu sentiasa
berbicara tentang dia, dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya? Maka
mayat itu berkata: Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang.
Malaikat berkata: sesungguhnya engkau akan mengerjakan sholat (boleh
saja) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanyakan ini. Apakah pandangan
kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad Muhammad Shallallahu’alaihi
wasallam) yang dahulu kamu selalu berbicara tentang dia; dan bagaimana
kesaksian kamu kepadanya?
Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu Nabi Muhammad Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad itu
ialah utusan Allah yang membawa kebenaran dari Allah.
Maka malaikat berkata kepada mayat itu; Demikianlah kamu dihidupkan dan
begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan
semula di akhirat, Insya Allah.
Kemudian dibukakan baginya satu pintu disyurga, maka dikatakan kepadanya
itulah tempat kamu dan itulah janji Allah pada kamu dan kamu akan
berada di dalamnya. Maka bertambah gembiralah mayat itu. Kemudian
dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya.
Wah..Nampaknya pertahanan kita perlu kuat nich...dari semua penjuru
(kepala, kanan, kiri dan ujung kaki).
II. Untuk posisi (b)
Tidak diperlukan belajar, gak usah berpikir, hiduplah sesuka
anda...Wallahu- a'lam.
III. Untuk posisi (c)
Hanya diperlukan ibadah ala kadarnya (asal ucapin kalimat Tauhid), dan
hidup sesuka anda...
Wallahu-a'lam...
Kontributor: Joko Purwanto Joko.Purwanto@snsgroup.co.id
------------
Kebaikan Seorang Teman
Bukalah kedua matamu pada alam semesta ini maka kamu akan melihat
indahnya keindahan. Bukalah hatimu untuk melihat rahasia-rahasia
keindahan ini maka kamu akan melihat kehidupan ini berbunga-bunga.
Selamilah kehidupan dalam sanubarimu maka kehidupan tersebut akan
menjadi milikmu seluruhnya. Satukan hatimu padaku maka aku akan
menyatukan akalku padamu. Berikan tanganmu kepadaku maka sungguh aku
berharap dapat memberimu kehidupan damai lagi bahagia dengan seizin
Allaah. Bukalah dadamu, aku akan memenuhinya dengan kehangatan dan
cinta. Bersamalah denganku supaya aku menjadi milikmu dan sebagaimana
yang kamu cintai.
Berikan kepadaku air mata yang akan menghidupkan hatimu dan menghibur
jiwamu. Sebab air mata kita adalah tinta untuk berpikir.
Ungkapan-ungkapan kita teguh di atas prinsip dan tangisan kita
senantiasa berada di atas manhaj. Bila kita menuntun hati kita dengan
cinta kepada selain yang layak dicintai, maka kita kehilangan milik kita
yang paling kita banggakan. Bila kita sedang mencari-cari tempat
keberadaan cinta itu, sedangkan kita menyangka keberadaannya,
sesungguhnya kita perlu untuk mencintai tapi tidak berlebih-lebihan,
menyenangi tapi tidak berlebihan dan rindu tapi dengan pembatasan.
Hati adalah perbendaharaan yang hanya bisa dibaca oleh pemiliknya, dan
ketenangan batin adalah cahaya yang bersinar dalam kegelapan, mata air
yang memancar di tengah gurun pasir, dan perbendaharaan yang berada
dalam rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Berapa banyak waktu yang
hilang demi cinta? berapa banyak pikiran yang terkuras demi cinta? kita
tenggelamkan hari kita dalam huruf-huruf cinta! pecinta hidup di antara
ingat dan lupa, pecinta tidak tahu antara tersambung dan terhalang.
Cinta membahagiakan dalam nama dan menyengsarakan dalam tulisan, indah
dalam gambar dan buram dalam hakikat.
Cinta adalah mahkota tapi dari besi, harta benda tapi dari tanah, dan
tambang tapi dari fatamorgana. Cinta apapun yang diklaim maka itu
terbatas. Sebab hubungan antar manusia pada umumnya dibangun atas dasar
kepentingan, meskipun keindahan itu bermacam-macam dan keanekaragaman
itu indah. Setiap hati memiliki tabiat cinta yang mengalirkan manisnya
kesenangan. Seandainya manusia bisa melihat hati orang-orang yang keras
hatinya, niscaya mereka akan menemukan di dalamnya cinta dan kasih
sayang yang memancar, akan tetapi cinta dan kasih tersebut tumpah di
tanah yang buruk.
Aku akan membawa panji putih untuk hati yang bersih, agar bisa
mengarahkan cinta tersebut kepada cinta yang sebenarnya dan abadi… cinta
yang menjadikan orang menjadi kaya, cinta yang tidak hancur…
Dan itu semua dapat diperoleh dengan kebaikan seorang teman. Teman yang
setia dan tersenyum ketika menyapa, tanpa dengki dan iri hati. Karena
pertemanan adalah karena Allah, cinta karena Allah dan berjuang dalam
kehidupan dengan dilandasi formasi agama dan naungan indahnya Islam di
atas Al Quran dan As Sunnah
Dari Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun
dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan
muka manis." Riwayat Muslim.
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang
muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada
hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan,
Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa
menurutpi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia
dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong
saudaranya." Riwayat Muslim
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menunjukkan (seseorang) kepada
kebaikannya, ia memperoleh pahala seperti pahal orang yang
melakukannya." Riwayat Muslim
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa meminta perlindugan kepadamu dengan nama
Allah, lindungilah dia; barangsiapa meminta sesuatu kepadamu dengan nama
Allah, berilah dia; barangsiapa berbuat baik kepadamu, balaslah dia,
jika engkau tidak mampu, berdoalah untuknya." Riwayat Baihaqi
Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id
------------
--------------
Sepuluh Menit Penuh Arti
Sepuluh menit begitu berarti? Ya, waktu yang sebentar itu bisa membuat
saya tenang menjalani dua puluh tiga jam lima puluh menit selanjutnya,
atau sebaliknya, sepuluh menit akan menjadikan sepanjang hidup saya
dihantui perasaan bersalah dan penuh penyesalan. Karena sepuluh menit
yang saya maksud adalah kesempatan untuk mengajak kedua putri saya
berputar-putar sekeliling rumah setiap pagi sebelum ke kantor.
Mengajak anak-anak berputar dengan motor setiap pagi sudah menjadi
rutinitas harian. Saya tak pernah menawarinya, justru awalnya merekalah
yang meminta. Jadilah berputar selama kurang lebih sepuluh menit itu
sebuah "kewajiban" tak tertulis namun tersepakati antara saya dan
anak-anak, bahwa jangan pernah ada satu hari pun terlewati tanpa
rutinitas tersebut. Kecuali jika saya sedang keluar kota.
Pernah satu pagi saya tergesa ke kantor sehingga mengabaikan keinginan
anak-anak untuk berputar-putar seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun
karena saya merasa harus datang lebih awal ke kantor lantaran khawatir
terlambat, saya tak menggubris tangisan kedua anak saya. Motor pun
menderu berpacu mengejar waktu, beberapa menit kemudian saya pun tiba di
kantor. Saya memang tak terlambat untuk mengikuti rapat pagi itu,
tetapi begitu rapat dimulai ada yang begitu berat menggelayuti perasaan
yang membuat saya tak konsentrasi berada di ruang rapat.
Terbayanglah wajah-wajah mungil di rumah yang masih menangis terabaikan,
tersisihkan oleh kepentingan saya untuk segera tiba di kantor. Padahal
mereka sudah mandi pagi-pagi mendahului saya, berdandan rapi lengkap
dengan jilbab tercantik pilihan mereka sendiri, demi satu keinginan;
berputar keliling komplek rumah dengan motor. "Iqna pakai jilbab ini
lho, kalau kena angin kan bisa terbang-terbang..." seru si kecil
bersemangat. "Teteh boleh pakai sepatu nggak bi?" sebuah tanya yang
terjawab oleh deru mesin yang bergegas ke kantor.
Pagi itu, dua pasang mata menatap sedih motor saya yang melaju kencang.
Suara tangis mereka hilang sudah ditelan angin pagi. Nampaknya, rayuan
sang bunda pun tak membuat mereka bergeming. "Hampir setengah jam
anak-anak tetap berdiri di depan rumah, berharap abi kembali lagi," ujar
isteri saya sesaat setelah saya pulang.
Saya merasa bersalah, menyesal, marah pada diri sendiri. Anak-anak hanya
butuh waktu sepuluh menit di pagi hari sebelum melepaskan keridhaan
mereka melepas kepergian saya ke kantor dengan masing-masing tiga
kecupan; pipi kanan, pipi kiri dan bibir. Tetapi pagi itu, jangankan
kecupan, bahkan lambaian tangan saya pun tak dihiraukan.
Menangis pun tak berarti, saya harus minta maaf kepada mereka. Semoga
permintaan maaf saya bisa diterima agar penyesalan saya tak
berketerusan. Tetapi sungguh, yang paling membuat saya takut hingga
detik ini bukan soal mereka tak mau memaafkan, melainkan kekhawatiran
saya bahwa pagi itu kedua hati gadis kecil itu telah saya patahkan
dengan sengaja, telah saya lukai tanpa merasa bersalah. Saya telah
dengan sengaja memupuskan harapan mereka. Jika benar terjadi demikian,
sebuah harga mahal harus saya tebus; mereka kecewa akan saya, setidaknya
pagi itu.
Kontributor: Awal Moedzakir Awaludin@snsgroup.co.id
------------
Langganan:
Postingan (Atom)